Mohon tunggu...
Syahril Hidayat
Syahril Hidayat Mohon Tunggu... Dokter Karakter -

Pria kelahiran Cabangbungin daerah sulit dilacak yang memberanikan diri melisankan rasa lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bermodal KTP, Akhirnya Menikmati Puncak Gedung Sate

25 April 2019   12:14 Diperbarui: 25 April 2019   17:37 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mau kasih tau itu ruangan siapa | dokpri

Apa sih definisi kata 'Kesempatan' bagi kalian ? Beragam pendapat pasti ada. Namun bagi saya kesempatan itu bagai pepatah dalam film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck "pantang pisang berbuah dua kali",  itulah kata-kata Zainuddin kepada Hayati. Mungkin selain kata malas, pasti ada hal yang lebih besar dan prioritas untuk mengalahkan kesempatan.

Cerita ini terjadi ketika diri saya masih menjadi mahasiswa, berawal dari niat membantu sahabat yang ingin ditemani bertemu dengan pujaan hati. Semenjak keduanya berpisah karena jarak karena masing-masing kuliah di tempat yang berbeda. Akhirnya saya penuhi permintaan sahabat saya untuk menemaninya.

Yups kembali pada topik utama bukan melanjutkan cerita mereka berdua, tapi cerita kami berdua yang mendapatkan kesempatan langka bagai mekarnya bunga raflesia. Hehe... Dendi biasa dipanggil untuk sahabatku yang satu ini. Selepas menjadi capung yang hinggap diantara tali asamara mereka berdua, sebagai imbalannya saya request kepada dia untuk mampir sebentar di lapangan Gasibu. Mudahlah bagi kami memarkirkan kendaraan roda dua di sekitaran lapangan.

Hanya ilustrasi parkiran motor, sebenrnaya bukan di sini | dokpri
Hanya ilustrasi parkiran motor, sebenrnaya bukan di sini | dokpri

Bagi saya kurang begitu tertarik pada lapangan Gasibu, walaupun kala itu sudah keren banget di lapangannya. Pandangan saya justru ke arah Gedung Sate dan tamannya yang tertera indah dipandangan mata, Gedung yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Sampailah kami berdua mendekati pak Satpam di dekat pintu gerbang, rupanya sedang sibuk mengatur lalu-lalang orang yang hendak menyebrang jalan.

Sebelum ada rencana ke puncak gedung foto dulu | dokpri
Sebelum ada rencana ke puncak gedung foto dulu | dokpri

Bermodalkan rasa penasaran dan sedikit nekat, saya ajukan sebuah pertanyaan dengan awalan punten dilanjutkan dengan bahasa Indonesia (karena saya bukan orang sunda). Pertanyaan saya simple bagaimana caranya untuk masuk ke Gedung Sate, minimal sampai pada tamannya saja. Jawaban pak Satpam sedikit membuat saya mundur satu langkah, "Sulit de.. memang ada kepentingan apa ?" Pantang mundur baru bertanya satu kali, "tapi pak di dalam sana ada yang foto-foto, kok bisa masuk?" Memang di sana seperti ada beberapa orang berpakaian santai seperti sedang berlibur berselfie ria di halaman gedung.

Singkat cerita, seperti tanda saya diperbolehkan masuk. Tapi kami diminta untuk menunggu dahulu di pos keamanan untuk menunggu konfirmasi dari atasan mereka. Ada beberapa hal yang harus kami patuhi agar bisa masuk ke halaman gedung. Pertama aturan tidak membolehkan pengunjung mengunakan jaket serta tas, dan meninggalkan kartu identitas di pos keamanan. Kami penuhi semua aturan dan yeay.. Alhamdulillah kami bisa foto-foto dan berkeliling di halaman Gedung Sate.

Persembahan gaya pertama dengan penuh rasa bangga | dokpri
Persembahan gaya pertama dengan penuh rasa bangga | dokpri

Tak puas rasanya hanya berkeliling halaman gedung saja, hal yang sama saya lakukan. Mendekati penjaga di pintu samping kanan gedung. "Punteun pak, untuk ke atas sedang di tutup ya untuk umum ?". Tak menjawab langsung pertanyaan dari saya, pak satpam malah berbalik tanya kepada kami, "Kalian siapa dan dari mana bisa ada disini?". Kami tunjukkan identitas kami dengan memberikan kartu mahasiswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun