Di tengah savana ia berpapasan dengan pria ber-flanel merah.
"Mas, liat wanita berkaos hitam seperti ini tidak?" sambil menunjuk kaos yang ia kenakan.
"Lihat, ia bersamaku. Ia ingin berjalan menuju puncak bersamaku."
"Oh, yasudah. Jaga dia baik-baik ya mas," ucapnya sambil tersenyum.
Lantas, hanya dengan kaos hitamnya ia melawan dinginya angin, menuju puncak. Sendiri.
Berlari, terus berlari. Tubuh pucat dengan sehelai kaos itu sampai pada puncak yang dinanti.
Disana ia kembali bertemu dengan wanitanya, oh.., bukan. Mantan wanitanya.
Wanitanya sudah tak lagi menggenakan kaos hitam pemberianya, "Baiklah, bila ini pilihanmu tak apa, aku tak keberatan."
Puncak harus tetap digapai dengan cara (baik) apapun, termasuk bila ditinggalkan begitu saja. Semoga kisah puncak ini membuat kalian terus semangat mewujudkan cita meskipun banyak keluh dan halangan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H