Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inspirasi Abadi: 60 Tahun Pernikahan Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata

20 September 2024   11:26 Diperbarui: 20 September 2024   11:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang, kesempatan datang di saat yang tak terduga. Di tengah kekacauan teknis Kompasiana yang sedang mengalami error, sebuah tawaran istimewa muncul bagaikan oasis di padang pasir. Pak Budi Susilo dan Mbak Muthiah Alhasany menyampaikan sebuah tantangan yang sangat menarik: menulis untuk sebuah buku. Namun, ini bukan sekadar buku biasa. Ini adalah kesempatan untuk menuangkan kesan dan pesan mengenai 60 tahun pernikahan Opa Tjiptadinata Effendi dengan Oma Roselina. Sebuah angka yang menakjubkan, mewakili enam dekade cinta, komitmen, dan inspirasi. Tantangan ini bukan hanya tentang menulis, tetapi juga tentang menyelami dan menghormati sebuah perjalanan hidup yang luar biasa.

Saya pertama kali mengenal Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina melalui platform Kompasiana, tepat setahun yang lalu pada tanggal 5 Maret 2023. Meskipun perkenalan kami terbilang singkat, dampak yang mereka berikan terhadap hidup saya dan banyak orang lain sungguh luar biasa. Di usia mereka yang telah menginjak 80 tahun, pasangan ini tetap aktif menulis dan berbagi pengalaman hidup mereka melalui Kompasiana, sebuah prestasi yang membuat banyak orang terkesan dan terinspirasi.

Bayangkan, di usia senja ketika kebanyakan orang sudah kesulitan menggunakan gadget, Opa dan Oma justru rajin menulis dan mempublikasikan tulisan mereka hampir setiap hari. Ini bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang semangat dan dedikasi untuk terus berbagi dan berkontribusi pada masyarakat. Mereka membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan bahwa kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar, berkarya, dan menginspirasi.

Salah satu hal yang paling mengesankan dari Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina adalah cara mereka memperlakukan orang lain, termasuk yang jauh lebih muda dari mereka. Mereka selalu menyapa dengan sebutan "ananda", sebuah panggilan yang sarat akan kasih sayang dan penghormatan. Di era di mana sopan santun dan tata krama sering kali terlupakan, sikap mereka menjadi pengingat akan pentingnya menghargai setiap individu, terlepas dari perbedaan usia atau latar belakang.

Keramahan dan perhatian mereka tidak berhenti pada sapaan belaka. Komentar-komentar yang mereka berikan pada tulisan-tulisan di Kompasiana selalu menjadi sumber semangat dan inspirasi. Tidak jarang, keduanya memberikan komentar secara berurutan pada tulisan yang sama, menunjukkan kesatuan pikiran dan dukungan mereka terhadap para penulis muda. Bagi saya pribadi, setiap komentar dari Opa dan Oma menjadi dorongan untuk terus menulis dan mengembangkan diri.

Kemurahan hati Opa Tjiptadinata terbukti ketika beliau menghadiahkan saya dua buah buku karyanya: "Enlightenment - Mencapai Pencerahan Diri" dan "The Power of Dream - Kekuatan Impian". Kedua buku ini kini menjadi harta berharga yang saya pamerkan dengan bangga di ruang tamu, bukan hanya sebagai hiasan, tetapi sebagai pengingat akan kebijaksanaan dan inspirasi yang telah dibagikan oleh beliau.

Membaca kisah hidup Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina melalui tulisan-tulisan mereka di Kompasiana adalah sebuah perjalanan yang mengesankan. Mereka dengan jujur dan terbuka berbagi tentang jatuh bangun kehidupan, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka berhasil melewati semuanya bersama-sama. Cerita mereka menjadi bukti nyata bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang komitmen untuk berdiri bersama menghadapi badai kehidupan.

60 tahun pernikahan bukanlah pencapaian yang mudah. Ini adalah hasil dari komitmen seumur hidup, pengorbanan tanpa henti, dan cinta yang terus dipupuk setiap harinya. Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina telah menunjukkan kepada kita semua bahwa pernikahan yang langgeng itu mungkin, bahkan di era di mana perceraian semakin umum terjadi. Mereka menjadi contoh hidup bahwa cinta sejati bisa bertahan dan bahkan tumbuh semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Yang membuat kisah mereka semakin inspiratif adalah bagaimana mereka terus produktif dan aktif berkontribusi pada masyarakat di usia senja mereka. Mereka membuktikan bahwa pensiun dari pekerjaan formal tidak berarti berhenti berkarya. Melalui tulisan-tulisan mereka, Opa dan Oma terus menyebarkan kebijaksanaan, membagikan pengalaman hidup, dan menginspirasi generasi yang lebih muda untuk terus berjuang dan bermimpi.

Sebagai seorang penulis muda, saya menemukan inspirasi tak terbatas dari dedikasi Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina terhadap dunia literasi. Mereka menunjukkan bahwa menulis bukan hanya tentang bakat atau keahlian, tetapi juga tentang konsistensi dan kecintaan terhadap berbagi pengetahuan. Setiap hari, mereka membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan untuk terus belajar, berkarya, dan berkontribusi pada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun