Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gerakan PLBHS: Langkah Krusial Menuju Indonesia yang Berkelanjutan

26 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 26 Juli 2024   00:04 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dalam setiap langkah peduli lingkungan di sekolah, kita merajut harapan untuk Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan."

Indonesia, negeri yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya, kini menghadapi tantangan serius terkait kelestarian lingkungan. Di tengah ancaman perubahan iklim global dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, pendidikan lingkungan hidup menjadi semakin penting untuk ditanamkan sejak dini. Dalam konteks inilah, Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) muncul sebagai inisiatif yang sangat diperlukan dan patut diapresiasi.

GPBLHS merupakan sebuah gerakan kolektif yang dilakukan secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan oleh sekolah-sekolah di Indonesia dalam upaya menerapkan perilaku ramah lingkungan. Gerakan ini bukan sekadar program formalitas, melainkan sebuah upaya sistematis untuk membentuk generasi muda yang memiliki kepedulian dan kesadaran tinggi terhadap lingkungan hidup.

Salah satu aspek penting dari GPBLHS adalah penghargaan Adiwiyata yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan ini dengan baik. Penghargaan ini bukan hanya sebuah simbol prestasi, tetapi juga menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lain untuk terus meningkatkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan. Lebih dari itu, Adiwiyata menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah dalam mengintegrasikan nilai-nilai peduli lingkungan ke dalam kurikulum dan praktik sehari-hari.

Sosialisasi GPBLHS dan leveling Sekolah Adiwiyata merupakan langkah strategis yang tidak boleh diabaikan. Melalui sosialisasi yang intensif, pemahaman tentang pentingnya gerakan ini dapat disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga orang tua. Sementara itu, sistem leveling memungkinkan sekolah untuk terus meningkatkan standar mereka dalam penerapan praktik ramah lingkungan, menciptakan kompetisi positif antar sekolah.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Namun, di balik potensi besar yang dimiliki oleh GPBLHS, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Pertama, masih adanya kesenjangan pemahaman dan implementasi antara sekolah di perkotaan dan pedesaan. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali menghadapi keterbatasan akses terhadap informasi dan sumber daya untuk menjalankan program ini secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih inklusif dan merata dalam penyebaran informasi dan dukungan teknis.

Kedua, tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai peduli lingkungan ke dalam kurikulum secara menyeluruh. Meskipun banyak sekolah telah memulai program-program lingkungan, seringkali ini masih bersifat parsial dan belum terintegrasi sepenuhnya dalam proses pembelajaran. Diperlukan pendekatan yang lebih holistik, di mana nilai-nilai peduli lingkungan tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran tertentu, tetapi menjadi bagian integral dari seluruh aspek pendidikan.

Ketiga, keberlanjutan program setelah penghargaan Adiwiyata diraih. Terdapat kecenderungan beberapa sekolah mengalami penurunan semangat setelah mendapatkan penghargaan. Hal ini menunjukkan perlunya sistem evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan, serta insentif yang terus-menerus untuk mempertahankan dan meningkatkan komitmen sekolah terhadap lingkungan.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa langkah strategis dapat diambil. Pertama, penguatan kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Pemerintah perlu menyediakan dukungan yang lebih besar, baik dalam bentuk kebijakan maupun anggaran, untuk memastikan implementasi GPBLHS yang merata di seluruh Indonesia. Sekolah, di sisi lain, harus proaktif dalam mencari mitra dari kalangan bisnis dan masyarakat sipil untuk mendukung program-program lingkungan mereka.

Dokumen Bu Etty Helastri
Dokumen Bu Etty Helastri

Kedua, pengembangan platform digital untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik antar sekolah. Dengan memanfaatkan teknologi, sekolah-sekolah dapat saling belajar dan menginspirasi, menciptakan komunitas pembelajaran yang dinamis tentang pendidikan lingkungan hidup.

Ketiga, penguatan peran siswa sebagai agen perubahan. Program-program seperti duta lingkungan sekolah atau eco-club dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan kepemimpinan mereka dalam isu-isu lingkungan, sekaligus menjadi jembatan antara sekolah dan masyarakat luas.

GPBLHS dan penghargaan Adiwiyata bukan hanya tentang menciptakan sekolah yang ramah lingkungan, tetapi juga tentang membentuk generasi yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan planet ini. Melalui gerakan ini, kita menanamkan nilai-nilai penting seperti empati terhadap alam, pemahaman akan keterhubungan ekosistem, dan kesadaran akan dampak tindakan manusia terhadap lingkungan.

Lebih jauh lagi, GPBLHS memiliki potensi untuk menciptakan efek riak yang positif di masyarakat. Ketika siswa membawa pulang pengetahuan dan praktik ramah lingkungan yang mereka pelajari di sekolah, mereka secara tidak langsung menjadi agen perubahan di rumah dan komunitas mereka. Ini menciptakan gerakan grassroots yang kuat untuk pelestarian lingkungan, yang bisa jadi lebih efektif daripada kebijakan top-down.

Dalam konteks global, di mana dunia sedang berjuang menghadapi krisis iklim dan kerusakan lingkungan, Indonesia melalui GPBLHS menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi pada solusi global. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, khususnya tujuan nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dan nomor 13 (Aksi Iklim).

Kesimpulannya, Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah merupakan langkah yang sangat penting dan strategis dalam upaya melestarikan lingkungan Indonesia. Melalui pendidikan dan pembentukan budaya peduli lingkungan sejak dini, kita menanamkan benih-benih harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan gerakan ini bergantung pada komitmen dan kerjasama semua pihak - pemerintah, sekolah, masyarakat, dan terutama para siswa sebagai generasi penerus bangsa.

Tantangan memang masih banyak, tetapi potensi dampak positif yang dapat dihasilkan jauh lebih besar. Dengan terus memperkuat dan memperluas jangkauan GPBLHS, kita tidak hanya menciptakan sekolah-sekolah yang ramah lingkungan, tetapi juga membangun fondasi untuk Indonesia yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan. Mari kita dukung dan perkuat gerakan ini, karena masa depan planet kita bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun