Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik 'Pertarungan' Tahunan: Merancang Ulang Sistem Pendidikan Indonesia yang Setara

25 Juni 2024   00:01 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pendidikan berkualitas bukan monopoli status, melainkan hak setiap anak bangsa. Mari wujudkan kesetaraan, bukan persaingan."

Setiap tahun, ketika musim penerimaan peserta didik baru tiba, kita menyaksikan sebuah "pertarungan" yang tak seimbang antara tiga pihak utama: orang tua siswa, sekolah negeri, dan sekolah swasta. Fenomena ini telah menjadi semacam tradisi tahunan yang sayangnya mencerminkan ketimpangan dalam sistem pendidikan kita. Mari kita telaah lebih dalam mengapa situasi ini terjadi dan bagaimana kita dapat menemukan solusi yang adil bagi semua pihak.

Pertama-tama, kita perlu memahami motivasi masing-masing pihak. Orang tua siswa, sebagai konsumen utama layanan pendidikan, tentu menginginkan pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Sekolah negeri, dengan biayanya yang lebih murah, menjadi pilihan utama bagi banyak keluarga. Di sisi lain, sekolah negeri juga memiliki kepentingan untuk memenuhi kuota siswa demi menjamin jam mengajar guru dan memperoleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memadai. Sementara itu, sekolah swasta berjuang untuk mendapatkan jumlah siswa yang cukup guna menutupi biaya operasional mereka yang sebagian besar bergantung pada iuran siswa.

Situasi "dua lawan satu" ini menciptakan ketidakseimbangan yang signifikan. Sekolah negeri, dengan dukungan pemerintah dan biaya yang lebih terjangkau, seringkali menjadi pilihan pertama dan utama bagi mayoritas orang tua. Akibatnya, sekolah swasta harus bekerja ekstra keras untuk menarik minat calon siswa, seringkali dengan menawarkan fasilitas atau program unggulan yang tentu saja berimplikasi pada biaya pendidikan yang lebih tinggi.

Namun, apakah situasi ini harus terus berlanjut? Tentu tidak. Kita membutuhkan solusi yang dapat menciptakan keseimbangan antara kedua jenis institusi pendidikan ini, sambil tetap memperhatikan kepentingan orang tua dan siswa. Berikut beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan:

1. Pemerataan Subsidi Pendidikan

Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memperluas cakupan subsidi pendidikan tidak hanya untuk sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta yang memenuhi kriteria tertentu. Ini bisa dalam bentuk bantuan operasional atau subsidi langsung kepada siswa dari keluarga kurang mampu yang bersekolah di institusi swasta. Dengan demikian, gap pembiayaan antara sekolah negeri dan swasta dapat diperkecil.

2. Standarisasi Biaya Pendidikan

Perlu ada regulasi yang mengatur standar biaya pendidikan, baik untuk sekolah negeri maupun swasta. Standarisasi ini harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti lokasi sekolah, fasilitas yang disediakan, dan kualitas pendidikan yang ditawarkan. Tujuannya adalah menciptakan kompetisi yang sehat antara sekolah negeri dan swasta tanpa membebani orang tua secara berlebihan.

3. Peningkatan Kualitas Sekolah Negeri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun