Kasus korupsi di PT Timah yang menggemparkan, dengan kerugian negara mencapai 271 triliun rupiah, memang memberikan dampak signifikan pada sektor pertambangan timah di Bangka Belitung, khususnya di Manggar.Â
Penurunan drastis pembelian timah hasil tambang rakyat menjadi konsekuensi yang tak terelakkan. Namun, anggapan bahwa Manggar akan menjadi kota mati tanpa timah adalah sebuah kesimpulan prematur. Kenyataannya, denyut ekonomi Manggar masih terasa, bahkan di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini.
Aktivitas Ekonomi di Luar Tambang Timah
Meskipun sektor pertambangan timah menjadi tulang punggung ekonomi Manggar selama bertahun-tahun, bukan berarti tidak ada sektor lain yang menopang kehidupan masyarakat.Â
Manggar memiliki sumber daya alam dan potensi ekonomi yang beragam, yang menjadi penopang utama bagi sebagian besar penduduknya.
Pertanian dan Perikanan: Manggar memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan. Sawah-sawah yang menghijau dan laut yang kaya akan sumber daya alam menjadi bukti bahwa sektor ini mampu menjadi penopang ekonomi alternatif.Â
Para petani di Manggar dengan tekun mengolah lahan pertanian mereka, menanam padi, sayuran, dan buah-buahan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.Â
Sementara itu, nelayan di Manggar juga terus melaut untuk menangkap ikan, udang, dan hasil laut lainnya yang menjadi sumber protein penting bagi masyarakat.Â
Hasil panen mereka dipasarkan di pasar-pasar lokal, memberikan kontribusi pada roda ekonomi kota dan menciptakan lapangan kerja bagi para pedagang.
Peternakan dan Pedagangan: Selain pertanian dan perikanan, peternakan dan perdagangan juga menjadi sektor penting di Manggar.Â