Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memadukan Intelektual, Spiritual, dan Emosional dalam Pendidikan

7 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:05 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Murid berpamitan kepada gurunya saat pulang dari SMP Negeri 1 Turi, Kecamatan Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/2/2020). (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Akibat dari pendekatan pendidikan yang parsial ini sangatlah nyata. Kita melihat semakin banyak generasi muda yang cerdas secara intelektual, namun rapuh secara emosional dan spiritual. Mereka memiliki prestasi akademik yang gemilang, tetapi kehilangan pegangan dalam hidup dan mudah terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.

Kita juga melihat fenomena para pemimpin yang korup dan tidak berintegritas, meskipun mereka memiliki gelar akademik yang tinggi. Bagaimana mungkin kita dapat mengharapkan pemimpin yang amanah jika kita tidak membentuk karakter mereka sejak dini?

Oleh karena itu, sudah saatnya kita mengubah paradigma pendidikan kita. Kita harus meninggalkan pendekatan yang parsial dan sempit, yang hanya berfokus pada aspek intelektual semata. 

Sebagai gantinya, kita harus mengadopsi pendekatan yang holistik, yang memadukan aspek-aspek kehidupan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial dalam proses pembelajaran.

Mengimplementasikan Pendidikan Holistik

Dengan pendekatan holistik ini, kita tidak hanya mengajarkan anak-anak tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga membimbing mereka untuk mengenal diri sendiri, menghargai sesama, dan memahami makna hidup yang sesungguhnya. 

Kita mendidik mereka untuk menjadi individu yang utuh, yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kepribadian yang luhur.

Dalam praktiknya, pendidikan holistik dapat diterapkan melalui berbagai cara, yaitu:

Pertama, kita harus memasukkan pendidikan karakter dan nilai-nilai spiritual secara eksplisit dalam kurikulum pendidikan. Anak-anak tidak hanya diajarkan tentang matematika, sains, dan bahasa, tetapi juga tentang akhlak, moral, dan spiritualitas.

Kedua, kita harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengembangan karakter. Guru dan tenaga pendidik harus memberikan teladan yang baik, serta menerapkan disiplin dan aturan yang jelas dalam proses pembelajaran.

Ketiga, kita harus melibatkan orangtua dan masyarakat dalam proses pendidikan. Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga harus didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun