"Guru yang baik adalah mereka yang menunjukkan kepada kita jalan pulang kepada diri kita sendiri."Â
Pendidikan merupakan fondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru-guru di dalamnya. Guru adalah kunci untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berkarakter. Tanpa guru yang profesional dan berdedikasi, mustahil bagi sekolah untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada para siswa. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru harus menjadi prioritas utama dalam reformasi pendidikan di Indonesia.
Studi diagnostik dan survei yang dilakukan oleh Social Monitoring and Early Response Unit (SMERU) dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta terhadap 12.000 guru menunjukkan perlunya perbaikan dalam pelatihan guru. Pelatihan yang diberikan selama ini belum sepenuhnya efektif karena kurang memperhatikan motivasi dan kemampuan masing-masing guru. Ada guru yang memiliki motivasi tinggi namun kemampuannya rendah, dan sebaliknya. Pelatihan yang diberikan harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi setiap guru, agar bisa memberikan hasil yang optimal.
Bagi guru yang memiliki motivasi tinggi, baik yang berkemampuan tinggi maupun rendah, pelatihan yang didesain sesuai kebutuhan mereka akan sangat efektif meningkatkan kompetensi. Guru dengan motivasi tinggi cenderung antusias mengikuti pelatihan dan siap menerapkan ilmu yang didapat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Meski kemampuan awal rendah, guru seperti ini berpotensi mengalami lompatan kemampuan pesat jika mendapat pelatihan yang tepat.
Sebaliknya, bagi guru yang memiliki motivasi rendah, program pelatihan saja tidak cukup. Mereka membutuhkan peran aktif kepala sekolah untuk memberikan supervisi dan umpan balik secara rutin, di samping pelatihan yang sesuai dengan kemampuan. Supervisi dan umpan balik diperlukan agar guru termotivasi untuk terus mengasah kemampuannya. Dengan supervisi, guru didampingi dalam menerapkan ilmu dari pelatihan di kelas. Umpan balik membantu guru mengetahui kekurangan dirinya dan terdorong memperbaiki diri. Tanpa supervisi dan umpan balik yang konsisten, pelatihan tidak akan efektif meningkatkan kualitas mengajar guru yang kurang termotivasi ini.
Dengan memahami motivasi dan kemampuan guru, program pelatihan dapat dirancang lebih tepat sasaran. Pelatihan harus benar-benar mempertimbangkan kebutuhan spesifik setiap guru, bukan merata untuk semua. Materi, metode, dan evaluasi pelatihan perlu disesuaikan dengan profil guru peserta. Peran kepala sekolah dalam supervisi dan pemberian umpan balik juga krusial untuk menjaga motivasi guru rendah agar terus mengembangkan diri.Â
Hanya dengan pelatihan dan pendampingan yang benar-benar sesuai kondisi guru, kualitas pendidikan Indonesia dapat semakin meningkat. Kita perlu mulai melihat guru secara individu, menganalisis kelebihan dan kekurangannya, lalu memberikan program pengembangan yang tepat sasaran. Pelatihan guru tidak bisa asal jadi, tapi harus benar-benar mempertimbangkan profil tiap guru. Dengan begitu, dana peningkatan kompetensi guru bisa disalurkan lebih efektif dan efisien.
Guru yang profesional dan berdedikasi tinggi adalah kunci pendidikan berkualitas. Mari kita dukung guru dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat dan spesifik sesuai kondisi masing-masing guru. Hanya dengan begitu kita bisa mengoptimalkan potensi guru untuk kemajuan pendidikan, demi masa depan putra-putri bangsa. Pemerintah harus memprioritaskan anggaran untuk program pelatihan dan supervisi guru yang terukur dan terarah. Kualitas guru harus jadi tolak ukur utama kemajuan pendidikan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H