"Tunjukkan profesionalismemu, bukan fanatisme butamu."
Pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 sudah di depan mata. Tinggal seminggu lagi sampai hari pemungutan suara. Pembicaraan mengenai calon presiden (capres) yang akan dipilih semakin ramai diperbincangkan.
Sebagai abdi negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) idealnya bersikap netral dan tidak terlibat dalam pembicaraan mengenai capres. ASN sejatinya tidak perlu membicarakan siapa pilihannya dalam Pilpres nanti. ASN juga tidak perlu menanyakan siapa pilihan ASN lainnya.
Hal ini karena pembicaraan semacam itu berpotensi menimbulkan perpecahan di internal ASN, jika ternyata pilihan mereka berbeda satu sama lain. Apalagi jika ada yang terlampau fanatik kepada capres tertentu, tentu akan menimbulkan ketegangan dengan rekan ASN lain yang memiliki preferensi berbeda.Â
Selain itu, belum tentu capres yang didukung itu benar-benar memperhatikan para pendukungnya apabila terpilih nanti. Jadi tidak ada gunanya ASN saling berebut mendukung capres tertentu. Apalagi sampai bertengkar karena beda pilihan.
Faktanya, antar capres mungkin tidak ada masalah apapun secara pribadi. Justru para pendukung merekalah yang saling berselisih dan berdebat kusir. Ini sungguh tidak perlu terjadi, apalagi di lingkup ASN yang idealnya bersikap profesional dan netral.
Oleh karena itu, ASN sebaiknya tidak perlu terlalu berlebihan dalam menentukan dukungan kepada capres tertentu. Cukup pilih sesuai hati nurani saat hari pemilihan tiba, tanpa perlu mengumbar atau memprovokasi ASN lain.
Fokus utama ASN seharusnya menjalankan tugas pelayanan publik dengan sebaik-baiknya, bukan malah sibuk berdebat capres. Apalagi sampai menjatuhkan ASN lain gara-gara beda pilihan politik.
Di sisi lain, pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga perlu mengingatkan ASN untuk tetap bersikap profesional dan netral dalam menyikapi Pilpres 2024 nanti. Jangan sampai keberpihakan ASN ke capres tertentu mengganggu kinerja dan melunturkan citra ASN sebagai pelayan masyarakat.