"Pendidikan adalah cahaya, guru adalah penerangnya. Mari bersama wujudkan peta jalan untuk memajukan mereka."
Menjelang debat terakhir calon presiden yang akan membahas masalah pendidikan, kita perlu mengambil inspirasi dari ulasan yang disampaikan oleh Suyatno, Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang juga mantan Dirjen Mandikdasmen Depdiknas (2005-2013) dan Ketua Majelis Wali Amanat UNY.Â
Dalam kolom opini yang dimuat oleh Kompas pada Sabtu, 3 Februari 2024, Suyatno menyoroti persoalan mendasar dalam pendidikan kita: persoalan guru.
Sejak era kemerdekaan hingga saat ini, persoalan guru terus menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas bagi bangsa ini. Suyatno menggambarkan bahwa kita sebagai bangsa belum memiliki peta jalan yang jelas mengenai guru.Â
Ketidakjelasan ini menimbulkan berbagai masalah, di antaranya kekurangan guru di setiap masa, solusi yang bersifat ad hoc, serta menumpuknya guru-guru honorer yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dampaknya, kualitas pendidikan nasional terus terkikis.
Pentingnya komitmen dari calon presiden untuk menyelesaikan masalah guru tidak bisa diragukan. Namun, kita perlu lebih dari sekadar janji-janji kampanye. Seharusnya, setiap calon presiden memiliki rencana konkret dalam menangani masalah guru yang telah mengakar ini.Â
Salah satu langkah penting yang bisa diambil adalah pembuatan peta jalan guru yang komprehensif.
Peta jalan guru yang baik harus mampu memetakan beberapa hal pokok, antara lain: