"Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita lakukan." (William Glasser)
Project Based Learning (PjBL) telah menjadi pendekatan pembelajaran yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Berbeda dengan model pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru, PjBL menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran melalui pengerjaan proyek nyata dalam kelompok. Dalam proses ini, peran fasilitator dan mentor menjadi sangat penting untuk memastikan keberhasilan pembelajaran.Â
Fasilitator dalam PjBL bertindak sebagai pemandu netral yang memfasilitasi proses belajar siswa. Mereka tidak memberikan jawaban langsung atas setiap pertanyaan, melainkan mendorong siswa untuk menemukan solusi sendiri melalui diskusi dan kolaborasi. Tugas utama fasilitator adalah memastikan seluruh anggota tim terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Beberapa peran kunci fasilitator dalam PjBL antara lain:
- Membentuk lingkungan belajar yang interaktif.Â
Fasilitator bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung komunikasi terbuka dan kerja sama antar siswa. Misalnya dengan mengatur setting tempat duduk yang memudahkan interaksi.
- Mengatur diskusi kelompok.Â
Fasilitator perlu memastikan semua anggota kelompok terlibat dan berkontribusi secara merata dalam diskusi. Mereka harus pandai menengahi perbedaan pendapat di antara siswa.
- Memantau kemajuan proyek.Â