Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinergi antara Akal dan Naql dalam Mencari Kebenaran

18 Agustus 2023   21:30 Diperbarui: 18 Agustus 2023   21:32 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. bsimaslahat.org

Akal dan naql (dalil syariat) adalah dua aspek penting dalam mencari kebenaran dan petunjuk dalam kehidupan manusia. Keduanya saling melengkapi dan berkolaborasi untuk membawa manusia pada pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat-hakikat syariat dan makna hidup. Sebagai indera penglihat, akal dapat diibaratkan sebagai "mata batin" yang memandu manusia dalam merenungi realitas di sekitarnya. Namun, tanpa cahaya naql, akal dapat tersesat dan kehilangan arah, sama halnya seperti mata yang tak berdaya dalam kegelapan.

Sama seperti seseorang yang memiliki penglihatan sempurna dapat melihat lebih jelas di bawah cahaya terang, demikian pula akal manusia akan lebih jernih memahami hakikat-hakikat syariat ketika diterangi oleh cahaya naql. Dalam konteks ini, wahyu berfungsi sebagai penerangan yang memberikan arah dan panduan yang jelas kepada akal. Wahyu mengisi kekurangan akal manusia yang terbatas dengan pengetahuan yang pasti dan benar dari Allh. Oleh karena itu, wahyu dan akal bekerja bersama untuk membentuk pandangan yang utuh dan mendalam mengenai hakikat-hakikat kehidupan.

Kehadiran wahyu tidak hanya menjadikan akal sebagai alat penalaran yang lebih kuat, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami kebenaran secara lebih hakiki. Wahyu memberikan fondasi yang kokoh bagi akal dalam memahami makna-makna dalam agama dan kehidupan. Dalam hal ini, akal tidak hanya bersandar pada pemikiran terbatasnya, melainkan didukung oleh panduan yang pasti dan benar dari Allh. Dengan begitu, manusia memiliki landasan yang kuat untuk menjalankan agama dan mengambil keputusan yang sesuai dengan ajaran-Nya.

Keutamaan kaum Mukminin dalam memahami hakikat-hakikat syariat terletak pada sinergi yang mereka raih antara naql yang shahih dan akal yang terang. Mereka mengintegrasikan ajaran-ajaran syariat yang diwariskan melalui naql dengan akal mereka yang diberkati. Dalam proses ini, akal berfungsi sebagai alat untuk memahami, merenung, dan mengambil hikmah dari ajaran-ajaran yang telah dijelaskan melalui naql. Dengan begitu, pemahaman mereka terhadap ajaran agama menjadi lebih dalam, kaya, dan berlandaskan pada hujjah yang kuat.

Namun, penting untuk diingat bahwa akal manusia memiliki keterbatasan dan potensi untuk salah. Inilah alasan mengapa naql menjadi penting sebagai panduan yang pasti dan tak tergoyahkan. Naql adalah cahaya yang mengarahkan akal menuju pemahaman yang benar dan tuntas. Ketika akal manusia berkarya di bawah bimbingan naql, maka hasilnya adalah sebuah pemahaman yang kokoh, rasional, dan mendalam.

Jadi, sinergi antara akal dan naql adalah fondasi bagi pemahaman manusia tentang hakikat-hakikat syariat dan makna hidup. Akal berfungsi sebagai alat penalaran yang kuat, tetapi ia memerlukan cahaya naql agar tidak tersesat dalam kegelapan. Wahyu, sebagai cahaya yang diberikan oleh Allh, menerangi akal manusia sehingga ia dapat memahami kebenaran secara lebih hakiki. Keutamaan kaum Mukminin terletak pada kemampuan mereka untuk mengintegrasikan naql dan akal, menghasilkan pemahaman agama yang mendalam dan berlandaskan pada hujjah yang kuat. Dalam upaya mencari kebenaran, akal dan naql bekerja sebagai kemitraan yang harmonis, mengarahkan manusia pada petunjuk yang benar dan pencerahan yang 

mendalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun