Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjelajahi Makna Asesmen dan Ujian dalam Proses Pendidikan

16 Agustus 2023   06:01 Diperbarui: 16 Agustus 2023   06:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. iStock via Canva 

"Pendidikan adalah perjalanan panjang, asesmen adalah peta, dan ujian adalah pemberhentian singkat. Pilihlah peta yang membantu Anda menjelajahi perjalanan dengan bijak."

Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, asesmen dan ujian telah menjadi topik yang semakin mendapat perhatian. Keduanya merupakan alat penting dalam mengukur pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Namun, di balik kesamaan ini, terdapat perbedaan penting yang perlu dipahami dengan baik.

Ujian, dalam banyak konteks, telah menjadi simbol dari evaluasi siswa. Dalam pandangan tradisional, ujian seringkali diidentifikasikan dengan tes tertulis yang mengukur pengetahuan faktual dan pemahaman konsep. Tes ini melibatkan pertanyaan langsung yang memerlukan siswa untuk merespons dengan jawaban yang akurat dan tepat. Ujian biasanya dilakukan pada akhir periode pembelajaran, dan hasilnya digunakan untuk menilai tingkat pencapaian siswa.

Namun, asesmen melampaui batasan ini. Asesmen mencakup berbagai metode evaluasi yang lebih luas, termasuk ujian tertulis, tetapi juga tugas-tugas proyek, penilaian observasional, pembuatan portofolio siswa, dan bentuk evaluasi lainnya. Asesmen adalah gambaran yang lebih holistik dan mendalam tentang kemampuan siswa. Ini mencerminkan pandangan yang lebih komprehensif tentang proses pembelajaran dan pertumbuhan siswa.

Perbedaan mendasar lainnya terletak pada tujuan masing-masing. Ujian, dalam tradisi lama, lebih terfokus pada pengukuran hasil akhir pembelajaran. Siswa diuji tentang sejauh mana mereka menguasai materi yang diajarkan selama periode pembelajaran tertentu. Ujian sering dianggap sebagai alat evaluasi yang kaku, yang cenderung mendorong siswa untuk mengingat informasi hanya untuk jangka waktu pendek guna menghadapi tes, tanpa memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam.

Di lain sisi, asesmen lebih mencerminkan pendekatan yang adaptif dan berkelanjutan terhadap pembelajaran. Asesmen memungkinkan guru dan siswa untuk memantau perkembangan sepanjang waktu. Dengan metode seperti tugas proyek, observasi, dan portofolio, asesmen memberikan ruang bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Ini mendorong keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan yang lebih dalam.

Salah satu aspek penting dari asesmen adalah fleksibilitasnya. Sementara ujian sering kali terikat dengan waktu tertentu, asesmen dapat berlangsung sepanjang periode pembelajaran. Proses ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengatasi kesulitan dan mengembangkan pemahaman mereka seiring berjalannya waktu. Asesmen yang berkelanjutan juga menghindarkan tekanan tunggal yang biasanya dihadapi siswa dalam menghadapi ujian akhir.

Namun, perlu diakui bahwa perubahan ini juga tidak tanpa tantangan. Asesmen yang beragam memerlukan pendekatan yang lebih rumit dalam pengelolaan dan penilaian. Guru perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam merancang, melaksanakan, dan menilai berbagai jenis asesmen. Ini memerlukan pelatihan yang memadai dan keterampilan dalam mengelola berbagai bentuk evaluasi.

Selain itu, sumber daya yang tersedia juga dapat memengaruhi implementasi asesmen yang efektif. Metode seperti tugas proyek atau penilaian observasional memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak untuk direncanakan dan dievaluasi. Dalam beberapa kasus, keterbatasan sumber daya dapat menjadi hambatan dalam menerapkan pendekatan asesmen yang komprehensif.

Jadi, asesmen dan ujian memiliki kesamaan dalam fungsi evaluasi siswa, tetapi mereka melibatkan pendekatan dan tujuan yang berbeda. Ujian cenderung lebih terfokus pada pengukuran hasil akhir dan pengetahuan faktual, sementara asesmen mencakup metode yang lebih luas dan berfokus pada pemahaman yang mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.

Dalam era pendidikan yang semakin beragam dan inklusif, asesmen mungkin lebih sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara holistik. Namun, tantangan dalam implementasi dan penilaian yang efektif harus diatasi dengan cara yang tepat. Dengan demikian, pendekatan asesmen yang terencana dengan baik dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan sistem pendidikan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun