Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memahami Risiko Koperasi Simpan Pinjam di Sekolah

14 Juli 2023   04:22 Diperbarui: 14 Juli 2023   17:45 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) (Shutterstock/Melimey) 

"Transparansi, manajemen yang baik, dan pemahaman akan risiko-risiko yang ada adalah fondasi yang kuat dalam membangun kepercayaan dan keberhasilan koperasi simpan pinjam di sekolah."

Koperasi simpan pinjam di sekolah merupakan salah satu bentuk usaha yang memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk saling membantu dalam hal keuangan. Namun, seperti halnya usaha lainnya, koperasi juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. 

Dalam mengambil keputusan untuk bergabung dengan koperasi, penting bagi calon anggota untuk mempertimbangkan dengan hati-hati risiko-risiko yang mungkin terjadi. 

Risiko pertama yang perlu diperhatikan adalah risiko kredit. Salah satu tujuan utama koperasi adalah memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Namun, jika anggota tidak mampu mengembalikan pinjaman dengan tepat waktu, hal ini dapat berdampak negatif pada koperasi dan anggota lainnya. 

Misalkan ada seorang guru yang mengajukan pinjaman untuk membiayai keperluan pribadi atau kebutuhan mendesak lainnya. Namun, karena berbagai alasan seperti perubahan kondisi keuangan pribadi, kebutuhan mendesak lainnya muncul, atau masalah lainnya, guru tersebut mungkin tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai jadwal yang telah disepakati.

Dalam situasi ini, koperasi menghadapi potensi gagal bayar yang dapat berdampak negatif pada keuangan koperasi dan ketersediaan dana untuk memberikan pinjaman kepada anggota lainnya. 

Koperasi mungkin harus menjatuhkan penalti atau tingkat bunga yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keberlanjutan koperasi dan keuntungan yang diperoleh anggota.

Untuk mengurangi risiko ini, koperasi perlu memiliki proses evaluasi kredit yang ketat dan kebijakan penagihan yang efektif. Selain itu, penting bagi anggota untuk meminjam dengan bijaksana dan hanya dalam batas kemampuan finansial mereka.

Risiko kedua adalah risiko likuiditas. Koperasi simpan pinjam mengandalkan dana setoran dan tabungan anggotanya untuk memberikan pinjaman kepada anggota lainnya. Jika terjadi penarikan dana yang besar secara bersamaan, koperasi mungkin menghadapi kesulitan likuiditas. 

Dokumen iStock via Canva 
Dokumen iStock via Canva 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun