Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendorong Kesetaraan dalam PPDB: Kualitas yang Utama

26 Juni 2023   21:09 Diperbarui: 26 Juni 2023   21:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/Dean Pahrevi

"Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka dalam pendidikan."

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Indonesia menjadi momen penting dalam kehidupan anak-anak dan keluarga mereka. Namun, sering kali kendala-kendala seperti persyaratan usia yang kaku dapat merugikan anak-anak yang memiliki potensi dan kualitas yang luar biasa. 

Informasi yang diberikan mengenai perlunya meninjau ulang persyaratan PPDB yang merugikan ini, untuk lebih mengutamakan kualitas anak daripada hanya mempertimbangkan usia dan zonasi, adalah suatu hal yang patut diperhatikan oleh pemerintah. 

Dalam opini ini, kita akan membahas mengapa penting untuk memperjuangkan kesetaraan dalam PPDB dengan memprioritaskan kualitas anak, serta dampak positif yang akan dihasilkan dari perubahan tersebut.

Dalam era pendidikan yang semakin maju, kualitas anak harus menjadi fokus utama dalam menentukan akses mereka ke lembaga pendidikan yang diinginkan. Saat ini, persyaratan usia yang kaku dalam PPDB sering kali menjadi hambatan bagi anak-anak yang memiliki bakat dan kualitas yang luar biasa namun masih muda secara usia. 

Contohnya, dalam kasus anak yang baru mendekati usia 12 tahun namun harus tersingkir karena panitia PPDB di sebuah SMP negeri lebih mengutamakan anak yang mendekati usia 15 tahun. Jika pemerintah benar-benar ingin menghasilkan generasi yang berkualitas dan berdaya saing, perubahan dalam persyaratan PPDB harus segera dilakukan.

Pertama-tama, kita perlu menyadari bahwa kualitas anak tidak tergantung pada usia mereka. Bakat, kemampuan, dan motivasi untuk belajar tidak harus terkait dengan angka di kartu identitas mereka. Sebaliknya, fokus harus diberikan pada penilaian yang lebih holistik, seperti prestasi akademik, potensi perkembangan, minat dan bakat, serta sikap dan kepribadian anak. 

Dengan mengutamakan kualitas anak, sistem pendidikan dapat memberikan peluang yang adil bagi semua anak untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.

Perubahan dalam persyaratan PPDB yang mengutamakan kualitas anak juga akan memberikan kontribusi positif dalam pembangunan bangsa. Anak-anak yang berkualitas, yang memiliki bakat dan minat khusus dalam berbagai bidang, adalah aset berharga yang harus dirawat dan diberikan kesempatan sebaik mungkin. 

Dengan memberikan mereka akses ke lembaga pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, kita dapat menciptakan generasi yang beragam, kreatif, dan inovatif. Mereka akan menjadi pemimpin masa depan, penggerak inovasi, dan penyeimbang dalam pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.

Selain itu, dengan memperhatikan kualitas anak, kita dapat mendorong semangat belajar dan motivasi mereka. Anak-anak yang memiliki minat dan bakat dalam bidang tertentu akan lebih termotivasi untuk mengembangkan potensi mereka jika mereka diberikan kesempatan untuk belajar di lingkungan yang mendukung minat mereka. 

Dengan demikian, perubahan persyaratan PPDB yang memprioritaskan kualitas anak akan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih stimulatif, di mana anak-anak dapat merasa dihargai, didukung, dan termotivasi untuk mencapai prestasi yang luar biasa.

Tentu saja, perubahan ini bukan berarti mengabaikan faktor zonasi dan usia sepenuhnya. Zonasi tetap penting untuk menjaga keadilan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Namun, zonasi tidak boleh menjadi satu-satunya faktor penentu dalam PPDB. Sistem zonasi yang adil harus diimbangi dengan penilaian kualitas anak yang lebih holistik. 

Dalam hal usia, seharusnya ada ruang untuk fleksibilitas, di mana anak-anak yang muda namun memiliki kualitas dan potensi luar biasa dapat diakomodasi dengan mempertimbangkan penilaian komprehensif terhadap kualitas mereka.

Agar perubahan ini dapat diimplementasikan, pemerintah perlu terlibat aktif dalam meninjau kembali persyaratan PPDB dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan pendidikan, termasuk panitia PPDB, sekolah, dan masyarakat. 

Diskusi terbuka dan partisipasi dari berbagai pihak akan sangat penting dalam memastikan keberhasilan perubahan ini. Selain itu, penyuluhan dan informasi yang jelas perlu disediakan kepada masyarakat tentang urgensi perubahan persyaratan PPDB ini dan manfaat yang akan dihasilkan.

Dalam era globalisasi dan persaingan global yang semakin ketat, pendidikan berkualitas menjadi kunci keberhasilan bagi bangsa. Oleh karena itu, memperjuangkan kesetaraan dalam PPDB dengan memprioritaskan kualitas anak adalah langkah penting yang perlu diambil oleh pemerintah. 

Dengan menghilangkan hambatan usia yang merugikan, kita akan menciptakan peluang yang adil bagi semua anak untuk meraih pendidikan berkualitas dan berkembang sesuai dengan potensi mereka.

Kesimpulannya, perubahan dalam persyaratan PPDB yang mengutamakan kualitas anak adalah langkah progresif yang perlu diambil untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan berkualitas. Dengan memperhatikan kualitas anak, kita akan mendorong semangat belajar, memanfaatkan potensi yang luar biasa, dan menciptakan generasi yang berkualitas tinggi. 

Pemerintah perlu mendengarkan suara masyarakat dan mengambil tindakan untuk meninjau ulang persyaratan PPDB yang merugikan. Masa depan bangsa terletak pada anak-anak berkualitas, dan kita harus memberikan mereka kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun