Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Banyak Anak Tidak Mengkonsumsi Buah dan Sayur?

13 Juni 2023   00:01 Diperbarui: 13 Juni 2023   00:09 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pendidikan gizi yang dimulai dari sekolah adalah investasi terbaik untuk masa depan generasi kita."

Buah dan sayur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Namun, masih banyak anak-anak yang tidak menyukai mengkonsumsi buah dan sayur. 

Fenomena ini mengkhawatirkan karena dapat berdampak negatif pada kesehatan dan nutrisi mereka. Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, sekolah memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pola makan sehat anak-anak.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan mengapa banyak anak yang tidak suka mengkonsumsi buah dan sayur, serta upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan ini.

Penyebab Tidak Sukanya Anak-anak Mengkonsumsi Buah dan Sayur

Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyak anak-anak tidak menyukai mengkonsumsi buah dan sayur.

1. Preferensi Rasa

Anak-anak cenderung lebih memilih makanan yang manis atau berlemak daripada buah dan sayur yang memiliki rasa alami yang kurang manis. Rasa yang kurang menarik bagi anak-anak dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.

2. Tekstur

Beberapa anak mungkin tidak menyukai tekstur buah dan sayur yang berbeda-beda. Misalnya, tekstur renyah atau berair pada buah dan sayur tertentu dapat membuat anak merasa tidak nyaman atau tidak tertarik untuk mengonsumsinya.

3. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan sekitar anak-anak dapat memengaruhi pola makan mereka. Jika mereka jarang melihat orang dewasa atau teman sebaya mereka mengonsumsi buah dan sayur, mereka mungkin kurang termotivasi untuk melakukannya. 

Selain itu, adanya iklan makanan yang tidak sehat atau teman sebaya yang menghindari buah dan sayur juga dapat mempengaruhi pilihan makanan anak.

Upaya Pihak Sekolah untuk Mengatasi Permasalahan

Sekolah memiliki peran yang penting dalam membentuk pola makan sehat anak-anak. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan kurangnya minat anak-anak dalam mengkonsumsi buah dan sayur.

1. Program Pendidikan Gizi

Sekolah dapat mengimplementasikan program pendidikan gizi yang melibatkan siswa dalam kegiatan edukatif tentang manfaat dan pentingnya mengonsumsi buah dan sayur. 

Dalam program ini, siswa dapat diajarkan tentang nutrisi yang terkandung dalam buah dan sayur, dan bagaimana konsumsi yang cukup dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan mereka. 

Program pendidikan gizi ini dapat mencakup ceramah, presentasi, diskusi kelompok, atau kegiatan praktis seperti memasak dan menyajikan hidangan berbasis buah dan sayur.

2. Penyediaan Pilihan Sehat di Kantin 

Sekolah dapat berperan aktif dalam menyediakan pilihan makanan sehat yang mengandung buah dan sayur di kafetaria. Menyediakan hidangan seperti salad, sayuran segar sebagai camilan, atau smoothie buah dan sayur dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan mengembangkan kebiasaan makan yang sehat. 

Selain itu, mengkampanyekan pengurangan makanan tidak sehat seperti gorengan atau minuman manis juga dapat membantu mempromosikan konsumsi buah dan sayur.

3. Kebun Sekolah atau Kegiatan Pertanian

Membuat kebun sekolah atau area taman yang mencakup tanaman buah dan sayur dapat menjadi pengalaman belajar yang menarik bagi siswa. Dengan terlibat dalam proses menanam, merawat, dan panen hasil kebun sekolah, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang buah dan sayur. 

Mereka juga dapat merasakan kepuasan dan kebanggaan ketika mereka melihat hasil jerih payah mereka sendiri. Kegiatan ini dapat membangkitkan minat dan keterlibatan siswa dalam mengonsumsi buah dan sayur.

4. Program Penghargaan dan Kontes

Sekolah dapat meluncurkan program penghargaan yang memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif mengkonsumsi buah dan sayur secara teratur. Program ini dapat melibatkan pemberian sertifikat penghargaan, bintang atau stiker, atau pengakuan khusus dalam acara sekolah. 

Selain itu, sekolah juga dapat mengadakan kontes atau kompetisi yang mendorong siswa untuk menciptakan hidangan sehat berbasis buah dan sayur. Program semacam ini memberikan insentif positif kepada siswa untuk mengadopsi kebiasaan makan yang sehat.

5. Kolaborasi dengan Orang Tua

Kolaborasi dengan orang tua sangat penting dalam upaya meningkatkan konsumsi buah dan sayur siswa. Sekolah dapat mengirimkan informasi dan saran tentang pentingnya nutrisi yang seimbang, serta memberikan rekomendasi menu sehat yang mencakup buah dan sayur kepada orang tua. 

Selain itu, sekolah dapat mengadakan seminar atau workshop yang melibatkan orang tua untuk berbagi ide dan praktik terbaik dalam memotivasi anak-anak mereka untuk mengonsumsi buah dan sayur.

Kesimpulan

Kurangnya minat anak-anak dalam mengkonsumsi buah dan sayur adalah permasalahan yang penting untuk diatasi. Sekolah memiliki peran yang krusial dalam membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat melalui program pendidikan gizi, penyediaan pilihan makanan sehat di kafetaria, kegiatan kebun sekolah, program penghargaan, dan kolaborasi dengan orang tua. 

Dengan upaya kolaboratif antara sekolah, siswa, dan orang tua, diharapkan anak-anak dapat lebih menyukai dan mengkonsumsi buah dan sayur secara rutin. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan manfaat nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun