Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bangun ATM di Sekolah

11 Juni 2023   10:15 Diperbarui: 11 Juni 2023   10:23 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belajar adalah proses pengamatan, peniruan, dan modifikasi. Jadilah pengamat yang teliti, peniru yang tekun, dan pemodifikasi yang kreatif." 

Pendekatan Amati Tiru Modifikasi (ATM) telah menjadi metode pembelajaran inovatif yang semakin populer di dunia pendidikan. Dengan filosofi dasarnya yang mengutamakan pengamatan, peniruan, dan modifikasi, ATM memberikan siswa kesempatan untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. 

Pendekatan ini memungkinkan siswa memperoleh pemahaman yang mendalam, mengembangkan keterampilan kritis, dan mendorong kreativitas mereka.

Pentingnya pendekatan ATM terletak pada fokusnya pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan konvensional, siswa seringkali menjadi objek pasif dalam proses pembelajaran, di mana guru bertindak sebagai sumber pengetahuan yang memberi tahu siswa apa yang harus mereka pelajari. 

Namun, dengan ATM, siswa menjadi subjek aktif yang terlibat dalam pengamatan, peniruan, dan modifikasi. Mereka memiliki kontrol atas pembelajaran mereka sendiri, yang membantu membangun motivasi intrinsik dan rasa kepemilikan terhadap proses pembelajaran.

Salah satu keunggulan utama ATM adalah pengembangan keterampilan kritis. Dalam proses pengamatan, siswa diajak untuk menganalisis dan memahami konsep atau keterampilan yang ingin dipelajari. Mereka belajar melihat contoh dari model dan mengidentifikasi strategi atau teknik yang digunakan. 

Kemudian, saat melakukan peniruan, siswa mempraktekkan apa yang telah mereka amati. Proses ini melibatkan pemecahan masalah, pemikiran logis, dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai. 

Dalam tahap modifikasi, siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri, membuat perubahan, dan menyesuaikan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif, menghubungkan konsep yang telah dipelajari dengan pengalaman mereka sendiri, dan menghasilkan solusi baru.

Selain itu, ATM memberikan konteks nyata dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi mereka melihat bagaimana konsep dan keterampilan yang dipelajari dapat diterapkan dalam situasi nyata. Misalnya, dalam pelajaran sains, siswa dapat mengamati dan meniru langkah-langkah praktis dalam percobaan ilmiah. 

Dalam pembelajaran bahasa, mereka dapat mengamati model berbicara dan meniru intonasi, pengucapan, dan cara berkomunikasi yang efektif. Konteks nyata ini membantu siswa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.

Selain itu, pendekatan ATM mendorong kolaborasi antara siswa. Dalam pengamatan, peniruan, dan modifikasi, siswa dapat bekerja sama dengan teman sebaya atau guru. Kolaborasi ini memungkinkan mereka untuk berbagi gagasan, berdiskusi, dan memberikan umpan balik yang memperkaya pemahaman dan keterampilan mereka. 

Dalam proses ini, siswa belajar dari pengalaman orang lain, mengasah kemampuan sosial, dan mengembangkan kerjasama yang penting dalam kehidupan profesional dan pribadi.

Namun, walaupun ATM menawarkan banyak manfaat, pendekatan ini juga memerlukan dukungan dan kerjasama antara guru, siswa, dan institusi pendidikan. Guru perlu memastikan bahwa model atau contoh yang diberikan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memberikan inspirasi bagi siswa. 

Mereka juga perlu memberikan panduan yang jelas dan mendukung selama proses peniruan dan modifikasi. Institusi pendidikan perlu memberikan lingkungan yang mendorong dan mendukung penerapan ATM, termasuk menyediakan sumber daya dan fasilitas yang diperlukan.

Dalam era teknologi informasi saat ini, penggunaan teknologi dapat meningkatkan efektivitas pendekatan ATM. Dengan bantuan alat-alat digital, seperti video pembelajaran, platform online, atau simulasi virtual, siswa dapat mengamati dan meniru model secara fleksibel dan berulang kali. 

Mereka dapat merekam dan memperbaiki kinerja mereka sendiri, dan mengakses sumber daya pembelajaran yang lebih luas. Teknologi juga memungkinkan kolaborasi online, di mana siswa dapat bekerja sama dalam proyek dan diskusi, tanpa batasan ruang dan waktu.

Secara keseluruhan, pendekatan Amati Tiru Modifikasi (ATM) telah membuka pintu untuk inovasi dalam pendidikan. Dalam metode ini, siswa menjadi aktor utama dalam pembelajaran, mengembangkan kreativitas, keterampilan kritis, dan pemahaman yang mendalam. 

Dalam dunia yang terus berubah dan kompleks ini, ATM memberikan fondasi yang kuat untuk membantu siswa menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri, berpikir kritis, dan beradaptasi dengan cepat. Oleh karena itu, pendekatan ATM layak untuk diterapkan dalam kurikulum pendidikan, sehingga menciptakan generasi yang inovatif dan siap menghadapi dunia yang semakin kompleks dan dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun