"Pembelian buku legal adalah langkah kecil yang mengubah dunia literasi. Setiap lembar halaman yang kita beli adalah tindakan mendukung peradaban manusia dan menerangi jalan bagi generasi mendatang."Â
Industri penerbitan memiliki peran penting dalam memperluas pengetahuan, mempromosikan budaya literasi, dan mendukung pengembangan penulis.Â
Namun, dalam era digital ini, praktik buku bajakan semakin merajalela dan menimbulkan dampak negatif terhadap toko buku dan industri penerbitan.Â
Meskipun beberapa argumen muncul yang menyebutkan bahwa buku bajakan bisa menghidupkan toko buku, namun pada kenyataannya, buku bajakan sebenarnya merugikan toko buku dan merusak kesinambungan industri penerbitan.
Pertama-tama, buku bajakan menyebabkan hilangnya pendapatan bagi toko buku. Ketika orang memilih buku bajakan dengan harga murah atau bahkan gratis, mereka cenderung menghindari membeli buku asli yang ditawarkan oleh toko buku.Â
Akibatnya, toko buku mengalami penurunan penjualan yang signifikan. Pendapatan yang menurun berarti toko buku kesulitan menjaga keberlanjutan bisnisnya. Pembayaran sewa toko, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya menjadi terancam.
Selanjutnya, buku bajakan menciptakan persaingan yang tidak adil bagi toko buku. Buku bajakan umumnya dijual dengan harga yang jauh lebih murah atau bahkan gratis dibandingkan dengan buku asli.Â
Persaingan harga yang tidak seimbang ini memberikan keuntungan kepada buku bajakan dan membuat toko buku sulit bersaing. Sebagai akibatnya, toko buku mungkin kehilangan pelanggan yang beralih ke buku bajakan karena faktor harga yang lebih rendah.Â
Persaingan yang tidak adil ini merugikan toko buku yang harus menjual buku asli dengan harga yang lebih tinggi untuk menutupi biaya produksi, distribusi, dan memberikan imbalan yang adil kepada penulis dan penerbit.
Dampak negatif buku bajakan tidak hanya dirasakan oleh toko buku, tetapi juga oleh industri penerbitan secara keseluruhan. Penerbit mengalami kerugian finansial akibat penjualan buku bajakan.Â