Dewan perwakiklan rakyat mempunyai fungsi sebagai legislalasi, menyusun anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat. Dewan Perwakilan jugamempunyai hak yaitu hak interpelasi, hak angket, hak imunitas dan hak menyatakan pendapat. Dari fungsi dan hak tersebut banyak tidak dipergunakan untuk kepentingan rakyat akan tetapi hanya memikirkan kepentingan Partai dan para koruptor.
Sebentar lagi pesta demokrasi di Indonesia akan digelar, setiap partai politik gencar untuk berkampanye mempromosikan dirinya begitu juga sebagian warga negara Indonesia yang mengambil bagian dalam pesta demokrasi tersebut, mereka adalah calon legislatif (caleg) yang sedang berlomba-lomba cari simpati rakyat. dengan begitu banyaknya daftar calon legislatif yang lolos seleksi akan membuat pemilih bingung, terlebih lagi kalau kita tidak mengenal siapa sosok yang akan kita pilih, apakah anda bingung seperti saya?
Dalam 5 tahun terakhir banyak kepentingan rakyat mereka kesampingkan, mulai dari membuat undang-undang atau peraturan-peraturan hanya lebih menguatkan atau menguntungkan kepada para pengusaha, serta banyak yang tidak hadir dan tidur dalam sidang yang sedang berlangsung. Dengan mengontrol angka-angka dalam anggaran dan pasal-pasal dalam undang-undang, wakil rakyat pun tergoda untuk menjadi pialang-pialang yang meneror untuk menuntut imbalan. Jelas sudah mereka tidak mementingkan dan memperjuangkan kepentingan rakyat ini. DPR merupakan institusi yang terkorup kedua setelah POLRI. Mari kita renungkan Pertanyaan-pertanyaan ini:
1.Mengapa mereka ingin mencalonkan diri kembali, pada hal mereka sudah gagal sebagai wakil rakyat?
2.Apakah mereka tidak puas mencicipi kursi hangat DPR?
3.Apakah kita mau memilih calon legislatif inkamben yang sudah jelas tidak mementingkan kepentingan rakyat lagi? Jika kita masih memilih mereka sudah jelas kebobrokan itu juga ada pada diri kita.
Rakyat ini sudah jenuh dengan prilaku mereka, rakyat ini rindu dengan sosok wakil rakyat yang bermartabat dan rakyat ini butuh wakil rakyat yang representatif, bukan Preman yang bisa melakukan intimidasi, bukan orang bodoh yang tidak tahu dalam bertindak, bukan orang kaya yang bisa membeli hak suara masyarakat. Masyarakat harus sebagai pemilih cerdas, cerdas dalam memilih wakil rakyat, wakil rakyat yang bermartabat dan bener-bener mementingkan kepentingan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H