kala itu tidak menaruh rasa
melihat dengan pancaindra pun nol
semata-mata kosong
detik berjalan semestinya
senang dan gugup
sering membersamai
sesekali telan nafas, apa ini?
rerasa memulai hadir
kadangkala diratukan
tetapi rasa inkonsisten, maaf
menit tadi dan beberapa harinya
persetan menemukan janggal dihati
cemburu! apa masuk logika?
menghantui bahwa jangan ada dia.
tanpa lampu merah
memaksa berhenti terhadap diri
mungkin terluka bahkan jatuh
tapi ketika melaju
ekspektasi hati yang menyakiti
maafkan!
aku berjanji takan kembali
tapi meyakini kau yang akan memohon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H