Mohon tunggu...
Syahrani Khairun Nisa
Syahrani Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Remember when your God is bigger than your problem.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perkembangan Psikologis Lansia (Lanjut Usia) : Peran Keluarga dalam Perkembangan Psikososial pada Lansia

11 Desember 2024   12:43 Diperbarui: 20 Desember 2024   19:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tahap V (12–18 Tahun): Identity vs. Role Confusion
Remaja mencari jati diri. Keberhasilan membangun identitas menghasilkan kejelasan tujuan hidup, sedangkan kegagalan memicu krisis identitas.

  • Tahap VI (19–29 Tahun): Intimacy vs. Isolation
    Dewasa muda membangun hubungan intim. Keberhasilan menciptakan hubungan yang bermakna, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi.

  • Tahap VII (30–64 Tahun): Generativity vs. Stagnation
    Individu berkontribusi pada generasi berikutnya. Mereka yang produktif merasa bermakna, sementara yang tidak merasa stagnan.

  • Tahap VIII (65 Tahun ke Atas): Ego Integrity vs. Despair
    Lansia merefleksikan hidupnya. Kepuasan menciptakan kebanggaan, sedangkan penyesalan menimbulkan keputusasaan.

  • Tahap terakhir perkembangan psikososial menurut Erik Erikson terjadi pada usia 65 tahun ke atas, ketika seseorang memasuki masa lansia. Pada tahap ini, individu cenderung merefleksikan perjalanan hidupnya, termasuk pencapaian, keputusan, dan pengalaman yang telah mereka lalui.

    Ego Integrity
    Lansia yang berhasil mencapai ego integrity akan merasa puas dengan hidup mereka. Mereka menerima kehidupan apa adanya, termasuk keberhasilan maupun kegagalan, serta merasa bangga atas apa yang telah mereka capai. Individu dengan ego integrity mampu menghadapi kenyataan tentang penuaan dan kematian dengan ketenangan, karena mereka merasa hidup mereka bermakna dan berkontribusi bagi orang lain atau masyarakat.

    Despair
    Sebaliknya, individu yang merasa hidupnya penuh penyesalan atau tidak sesuai harapan cenderung mengalami despair. Mereka mungkin merasa waktu yang tersisa tidak cukup untuk memperbaiki kesalahan atau mencapai impian yang belum tercapai. Hal ini sering kali menimbulkan rasa putus asa, kecemasan, bahkan depresi. Lansia yang mengalami despair mungkin sulit menerima penuaan dan memiliki ketakutan yang mendalam terhadap kematian.

    Faktor yang Mempengaruhi
    Beberapa faktor yang memengaruhi hasil di tahap ini meliputi hubungan keluarga, dukungan sosial, dan kesehatan fisik maupun mental. Lansia yang memiliki hubungan baik dengan orang terdekat cenderung lebih mudah mencapai ego integrity, sedangkan isolasi sosial dapat memperburuk despair.

    Tahap ini sangat penting karena menentukan kualitas hidup lansia, termasuk bagaimana mereka menjalani sisa hidup dengan rasa damai dan penuh makna. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat berperan dalam membantu lansia menghadapi tahap ini dengan positif.

    Pemahaman aspek ini dapat membantu dalam menciptakan intervensi yang mendukung kesejahteraan lansia.

    Kemudian, Apa saja faktor internal yang memengaruhi perkembangan psikososial lansia?

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun