Saya akan ceritakan sebuah kisah nyata.
Ada seorang bos, namanya Pak Anton. Orangnya masih muda, bisnisnya ada dimana-mana, hidupnya glamor dan penuh foya-foya. Di rumahnya, seringkali diadakan pesta. Hidupnya dikelilingi oleh wanita-wanita cantik nan memikat.
Salah satu karyawan Pa Anton adalah Pa Hendra. Usianya sekitar 50 tahunan. Setiap hari Ia melakukan rutinitas sebagai staf di bagian umum. Pa Hendra dikenal sebagai orang yang jujur, nerimo, nggak pernah neko-neko.
Selama puluhan tahun mengabdi, Ia isi dengan kerja keras dan tak kenal lelah. Datang lebih awal, pulang terkadang paling akhir. Seringkali ia pun harus berpanas-panas ketika ditugaskan ke lapangan.
Namun sayangnya, Pa Hendra kurang dihargai bosnya. Ia tidak pernah dikasih reward atas kinerjanya yang jauh melebihi rekan-rekannya. Jarang pula diajak pada kegiatan tahunan yang diikuti seluruh karyawan perusahaan.
Mendadak, Pa Hendra jatuh sakit hingga akhirnya meninggal. Sampai disini, tidak ada perhatian apapun dari perusahaan atas jasa-jasanya ketika dia masih hidup. Sementara si Bos, bisnisnya makin moncer, hidupnya tambah enak.
Pertanyaannya, adilkah dunia ini. Bagaiamana 'peran' Yang Maha Kuasa?
Ceritanya belum selesai sampai disini.
Tahun demi tahun berganti, salah satu anak dari Pa Hendra menjadi seorang entrepreneur, trainer dan juga penulis. Di tahun 2013, Ia dinobatkan sebagai 1 dari 24 tokoh berpengaruh di Indonesia. Tulisannya menjadi inspirasi bagi jutaan orang di belasan negara di 5 benua.
Bagaimana nasib si Bos? Dimasa tuanya, hidupnya sakit-sakitan. Tidak ada yang mau merawatnya, anak dan isterinya juga meninggalkannya. Bahkan ketika sekarat, tidak ada keluarga yang menjenguknya. Hingga akhirnya ia meninggal, barulah mereka datang.
Masih ingat Hukum Kekekalan Energi?