Mohon tunggu...
Syahra Ahliya
Syahra Ahliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya syahra ahliya, mahasiswa semester akhir dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konsep Pancasila dalam Al Quran

15 Juli 2022   14:55 Diperbarui: 15 Juli 2022   14:59 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konsep Pancasila Dalam Al-Qur'an

Oleh : Marzuki, Syahra Ahliya, Nuri Annisa
Marzukimanurung07@gmail.com
Syahraahliya@gmail.com
nuriannisa20@gmail.com

Abstract
_ Muslims have a guideline, namely the Qur'an, while as a unitary republic, the Indonesian people have other guidelines to use as a guide in the life of the country, namely Pancasila. Pancasila as the basic concept of a state that has fundamental values with its five precepts certainly has links with the Qur'an. In the first precept, "Belief in One Supreme God" which is universal is associated with Indonesia, which is a people of various religions, referring to each God who is believed to be. So for Muslims we believe that Allah is God Almighty based on the letter Al-Ikhlas verse 1 which means: "Say: "He is Allah, the One. This study aims to describe the interconnectedness of the concept of Pancasila in the Qur'an. And expand knowledge that Pancasila and the Qur'an do not contradict each other, as a result it gives strength that Pancasila has been abashed in the country of Indonesia which is diverse in culture, ethnicity and religion. By studying literature, this research uses the maudhu'i method, namely interpreting the Qur'an thematically by discussing certain themes by collecting verses related to the five precepts.

Keywods : Concept, Pancasila, Al-Qur'an
Abstrak
Umat Islam memiliki pedoman yaitu Al-Qur'an, sementara sebagai negara kesatuan republik , masyarakat Indonesia memiliki pedoman lain untuk digunakan sebagai panduan dalam kehidupan negara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai konsep dasar negara yang memiliki nilai-nilai fundamental dengan kelima sila-nya tentu memiliki keterkaitan dengan Al-Qur'an. Dalam sila pertama, "Ketuhanan Yang  Maha Esa" yang bersifat universal dikaitkan dengan indonesia yang merupakan umat beragam agama menunjuk kepada masing-masing Tuhan yang diyakini. Maka bagi umat Islam kita meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa berdasar pada surat Al-Ikhlas ayat 1 yang memiliki arti : "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterhubungan konsep Pancasila dalam Al-Qur'an. Dan memperluas pengetahuan bahwa pancasila dan alquran tidak saling bertentangan, sebagai akibatnya memberikan kekuatan bahwa pancasila telah abash di Negara Indonesia yang beraneka ragam budaya, suku, dan agama. Dengan studi kepustakaan, penelitian ini menggunakan metode maudhu'i yaitu menafsirkan Al-Qur'an secara tematik dengan mengupas tema tertentu dengan mengumpulkan ayat-ayat terkait dengan kelima sila.
Kata Kunci : Konsep, Pancasila, Al-qur'an

PENDAHULUAN
Sebagai sebuah negara, setiap dari masing-masingnya pasti memiliki konsep atau ideologi yang menjadi landasan dalam mengatur negara tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat indonesia telah menyetujui bersama bahwa ideologi yang kita anut yaitu Pancasila.  Berdasarkan pandangan hidup dalam Pancasila, manusia atau masyarakat di Indonesia digambarkan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakhlak, beradab, adil, memiliki jiwa kemanusiaan, daya pikir dan memiliki kesadaran bahwa sebagai makhluk sosial saling terikat dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta dan Penciptanya.
Pancasila adalah konsep yang lahir dari sejarah dan budaya nenek moyang, di dalamnya banyak sejarah dan perjuangan yang memiliki nilai luhur dan semangat bangsa. Pancasila adalah tonggak yang bila nilai-nilai didalamnya tidak diterapkan dalam berbangsa maka akan runtuh. Indonesia merupakan negara beragama dimana penduduknya menganut berbagai agama, walaupun memiliki perbedaan agama, setiap masyarakat tetap menghargai perbedaan yang ada, saling menghormati dan mengasihi antara satu dengan yang lain.
Islam adalah salah satu agama di Indonesia. Bukan hanya bagi penganutnya saja, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Islam tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada. Allah memerintahkan semua manusia untuk berpegang teguh kepada agama Allah agar mendapatkan petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan melarang untuk bercerai-berai serta memusuhi manusia lainnya. Salah satu landasan Negara Indonesia dalam menjalani kehidupan adalah Pancasila. Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan atau penyelenggaraan Negara.  
Al-qur'an merupakan pedoman yang diyakini sebagai petunjuk oleh umat Islam, sementara Pancasila adalah pedoman yang menjadi dasar bagi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan teori konflik sosial karena sangat terkait dengan masyarakat sosial. Teori konflik adalah salah satu perspektif dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari bagian komponen atau bagian yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, di mana komponen yang satu berusaha menaklukkan kepentingan yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.  
Permasalahan dan perseteruan yang ada tentang ideology pancasila sebenarnya telah terdapat semenjak zaman kemerdekaan sejak dulu sampai saat ini kita sama sama mengetahui bahwasannya pada Negara Indonesia ini islam adalah agama mayoritas. Pancasila sebagai konsep dasar Negara , dan al-qur'an yang memperjuangkan konsep islam didalam nya. Kedua pemahaman ini masih terus berbenturan antara hokum islam dan hukum Negara.Berdasarkan kedua hal ini, maka permasalahan utama dalam penelitian adalah bagaimana keterhubungan antara pancasila dan al-qur'an. Dan bagaimanaksh konsep pancasila dalam al-qur'an pada kelima sila.
Tujuan penelitian ini mengkaji hubungan antara pancasila dalam al-qur'an sebgai konsep dasar Negara. Keduanya adalah hal yanag saling terkait dan terikat.
 
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan (library research) yang menggunakan data dari kajian pustaka dalam mengolah data dan mencari sumber informasinya. Menurut Mestika Zed (2003), _Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian._
Tulisan ini bersifat Deskriptif  yang memanfaatkan teori-teori untuk memperjelas dan sebagai landasan juga kejelasan pada sebuah penelitian._

Keterhubungan Pancasila dalam Al-Qur'an
Pada penerapannya, Pancasila seringkali disinggungkan dengan persoalan agama. Padahal sebenarnya, Pancasila dan agama memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Selain itu perumusan Pancasila sendiri tidak lepas_dari nilai-nilai islam karena diketahui dan dihadiri oleh para ulama yang masyhur pada saat itu seperti  KH A. Wahid Hasyim Asy'ari.
Maka akan dijelaskan selanjutnya, mengenai keterhubungan atau konsep Pancasila dalam Al-Qur'an pada kelima sila.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan yang maha Esa" merupakan implementasi Tauhid dalam islam. Tauhid adalah pengesaan Allah sebagai Tuhan yang satu, hubungan antara Allah (Pencipta) dengan MakhlukNya yang biasa disebut Hablum minallah. Hal ini termaktub dalam QS Al-ikhlas ayat 1-4 berikut:
 
Artinya: "Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya segala sesuatu bergantung. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
_Surat ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi saw. yaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya. Keesaan Allah meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya. Maha Esa pada zat-Nya berarti zatNya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya._
Al-quran sebagai dasar ajaran agama mengajarkan bahwa hanya satu Tuhan, yakni Allah Swt. Makna konsep pancasila Ketuhanan dalam sila pertama pancasila mengingatkan bahwa agama islam adalah sebagai agama yang telah berkembang sejak lama sebagai agama nusantara yang mewarnai kehidupan nusantara sejak lama.pancasila pada sila pertama tidak menutup hak hidup pada agama lain di Indonesia. Namun, memberi tempat hidup pada agama lain. Al-qur'an  mengajarkan hubungan baik antar sesame makhluk hidup.
Konsep pancasila dalam al-qur'an yang menolak manusia untuk tidak menuhankan selain Tuhan yang esa meluruskan pemahaman pemahaman atas konsep ketuhanan yang di anut dalam keberlangsungan selama ribuan tahun dinusantara.
Sila kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" ini merupakan implementasi dari hubungan antar manusia, dalam islam disebut Hablum Minannas. Jika sebelumnya Hablum minallah adalah hubungan dengan Tuhan atau Allah maka Hablum Minannas ini ditekankan kepada hubungan sosial kepada manusia lain, sikap saling menghormati satu dengan yang lain walaupun berbeda agama. Allah menjelaskan hal tersebut dalam firmanNya QS. Al-Mumtahanah:8 berikut:

 

Artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
Imam Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin Husain at-Taimi yang dijuluki dengan Fakhruddin ar-Razi (w. 606 H), dalam kitab tafsirnya mengatakan, ayat ini menjadi dasar untuk berbuat baik kepada pemeluk agama lain. Bentuk perbuatan baik itu, misalnya, adalah dengan cara memperlakukan mereka secara adil, berinteraksi dengan baik, tidak mengganggu keberadaan, dan saling tolong-menolong.  
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa bersikap toleran, berbuat baik dan tetap menjalin pergaulan dengan mereka yang berbeda agama merupakan hal yang tidak menjadi permasalahan dan menjadi ajaran islam untuk membentuk kerukunan dengan pemeluk agama lain agar tetap tercipta hubungan baik yang merupakan salah satu bentuk pengamalan Al-Qur'an.
Syekh Abu Abdillah bin Abdurrahman as-Sa'idi (w. 1376 H), dalam tafsirnya mengatakan, ada banyak alasan untuk melakukan kebaikan, sekali pun kepada kelompok agama lain. Alasan-alasan tersebut, misalnya, bergaul dengan dasar kesopanan, berbuat baik karena adanya hubungan kerabat, menjadi tetangga, atau jika keduanya tidak ada, alasan terakhir adalah karena hubungan kemanusiaan.
Imam Syamsuddin al-Qurthubi (w. 671) mengutip beberapa pendapat ulama perihal sejarah diturunkannya ayat di atas. Dalam kitabnya disebutkan, suatu saat Qatilah hendak mendatangi anak putrinya, Sayyidah Asma' binti Abu Bakar, untuk memberikan anting dan barang-barang lainnya. Ketika itu Qatilah adalah mantan istri Sayyidina Abu Bakar---ia ditalak sejak masa jahiliyah.  
Setelah bertemu, Asma' yang saat itu sudah memeluk agama Islam---sementara ibunya tidak--- menolak dengan tegas pemberian itu, bahkan ia menyuruh sang ibu keluar meninggalkan rumahnya, dengan alasan "tidak diperbolehkannya menjalin kerukunan dan pergaulan" dengan pemeluk agama lain. Dengan perasaan kecewa, Qatilah mendatangi Rasulullah saw untuk mengadukan kejadian yang dialaminya. Setelah semuanya disampaikan kepadanya, turunlah ayat di atas.
Nilai kemanusiaan dalam sila kedua pancasila menunjukkan sebuah sikap pengahargaan atas nilai-nilai kemanusiaan tanpa memandang suku, agama, bangsa dan Negara. Ia adalah sikap untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan menolak sikap mementingkan kepentingan dan kebenaran dirinya sendiri. Penghargaan atas manusia yang adil, adil terhadap diringa, adil terhadap manusia.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Sila ketiga "Persatuan Indonesia" sila ini menggambarkan bentuk ukhuwah antar sesama umat manusia dan umat islam. Maka dalam berbangsa dan bernegara persatuan ini sangat penting untuk diwujudkan agar tercipta negara yang makmur dan tidak mudah terpecah belah. Allah menjelaskan keterhubungan makna "Persatuan Indonesia" ini dalam QS. Al-Imran:103 berikut:
 

Artinya: "Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan bercerai berai!"
Perwujudan ayat ini akan terealisasi apabila telah ada sikap toleransi yang tinggi agar tidak terjadi perselisihan dan pertentangan untuk mencapai tujuan dari pencapaian bersama untuk negara yang makmur.
_Al-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata Sebab turunya Ayat 103 pada surat ali-Imran yakni "pada masa jahiliah, kaum Aus dan Khazraj saling bermusuhan. Dan pada zaman agama Islam, ketika mereka sedang duduk-duduk bersama, tiba-tiba mereka menyebut-nyebut dan menginggat kembali permusuhan yang terjadi sehingga membuat emosi diantara dua kaum tersebut sama-sama terpancing.Dan kemudian kedua kaum tersebut saling mempersiapkan diri untuk mengulang seperti kejadian pada masa jahiliah.Lalu turunlah ayat 101 sampai 103 ini.Setelah menyatukan aqidah dan amal, Allah swt menyuruh berpegang teguh dengan Kitab Allah dan janjinya dan mengikuti sunnah Nabi. Itulah tali Allah.Perjanjian dan kesepakatan disebut sebagai tali.Tali Allah yang dia perintahkan untuk mengikutinya adalah al-Qur'an, dan kemudian Allah swt melarang perpecahan selama-lamanya, sebab penyakit kronis itu terdapat pada perpecahan dan kemerosotan (moral). Sehingga, berkomitmen dengan jamaah setelah berpegang teguh dengan kitab dan sunnah merupakan jalan menusju persatuan dan menjauhkan diri dari_perpecahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun