Mohon tunggu...
Syahnaz Amalia Rizka
Syahnaz Amalia Rizka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Semoga Bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi dengan Memahami Pemilihan Kata (Diksi) dalam Ulasan Berikut!

4 Mei 2023   19:40 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kosakata sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, jika kosakata seseorang terbatas dapat dapat membuat seseorang sulit mengungkapkan niatnya kepada orang lain. Sebagai makhluk sosial, seseorang perlu mengetahui dan memahami bagaimana kata-kata yang akan digunakan dalam komunikasi. Salah satu hal penting yang harus dikuasai yaitu pemilihan kata. 

Apa itu pemilihan kata?

Pemilihan kata biasa disebut diksi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata-kata. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata yang disusun menjadi kalimat
untuk ditulis menurut EBI yang mewakili gagasan atau pemikiran yang disampaikan.

Secara umum, fungsi pemilihan kata atau diksi memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengaktifkan kegiatan berbicara (komunikasi). Selain itu, pemilihan kata atau diksi memiliki beberapa fungsi penting dalam komunikasi secara langsung (lisan) ataupun tulisan, antara lain yaitu sebagai berikut.

  • Memengaruhi suasana atau perasaan pembaca atau pendengar
  • Membangun citra atau gambaran dalam pikiran pembaca atau pendengar
  • Mempengaruhi cara kita memahami dan menafsirkan pesan
  • Meningkatkan efektivitas komunikasi
  • Menunjukkan gaya penulis atau pembicara

Ketepatan pemilihan kata atau diksi yang tepat akan mempengaruhi efektivitas komunikasi dan memperjelas apa ang ingin disampaikan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan persyaratan diksi dan menghindari kesalahan penggunaan kata agar tulisan atau pidato dapat lebih mudah dipahami dan mempengaruhi pembaca atau pendengar dengan baik. Berikut ini adalah syarat
pemilihan kata dalam diksi :

Kata bersinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama atau mirip, namun dibentuk dari bentuk atau asal kata yang berbeda. Pemakaian kata bersinonim dapat memberikan variasi pada penulisan dan menghindari pengulangan kata yang berlebihan. Contoh: Buku tersebut memuat banyak informasi yang bermanfaat, terutama bagi para mahasiswa. (Buku tersebut mengandung banyak informasi yang berguna, terutama bagi mahasiswa.)

Kata berhomofon adalah kata-kata yang dilafalkan sama, namun memiliki makna yang berbeda. Pemakaian kata berhomofon yang tepat dapat memperjelas makna dalam kalimat dan menghindari kesalahpahaman. Contohnya adalah kata "sama" dan "sama" yang keduanya diucapkan dengan bunyi yang sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, yang satu berarti "serupa" dan yang lainnya berarti "bersama". Contoh kalimat berhomofon: Saya tahu bahwa kamu sedang sibuk, tapi tolong tahuilah jika ada
yang darurat. Kata "tahu" dalam kalimat tersebut dapat mengandung dua arti yaitu tahu: mengetahui dan tahu: makanan dari kedelai yang digiling).

  • Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi

Makna denotasi adalah makna yang secara harfiah atau literal terkandung dalam suatu kata. Makna denotasi berkaitan dengan definisi atau pengertian suatu kata yang tercantum dalam kamus atau sumber tertentu. Contoh kalimat bermakna denotasi: Tangan Tiko terbakar ketika bermain api. (Bermain api: melakukan permainan dengan api).

Makna konotasi adalah makna tambahan atau asosiasi yang melekat pada suatu kata berdasarkan pengalaman, nilai-nilai budaya, atau persepsi yang berbeda-beda bagi individu atau kelompok tertentu. Makna konotasi tidak selalu tercantum dalam kamus karena bersifat subyektif dan berkaitan dengan pengalaman atau persepsi individu. Contoh kalimat yang bermakna konotasi: Jono hidup sebatang kara. (Sebatang kara: sendirian/tanpa keluarga)

  • Pemakaian kata umum dan khusus

Kata umum dalam diksi merujuk pada kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari dan sudah umum dikenal oleh banyak orang. Contoh kalimat dengan menggunakan kata umum: Saya suka berbicara dengan teman-teman di kelas.

Kata khusus dalam kebahasaan merujuk pada kata-kata yang memiliki makna atau konotasi tertentu dan biasanya hanya digunakan dalam konteks tertentu atau oleh kelompok tertentu. Kata khusus biasanya memiliki arti yang lebih spesifik daripada kata umum dalam diksi. Contoh kata khusus seperti: apotek, arspirasi, dosen, dokter, insinyur, dan sebagainya. 

  • Pemakaian kata asing

Pemakaian kata asing merupakan penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata asing ini dapat berasal dari bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Arab, dan bahasa-bahasa lainnya. Pemakaian kata asing dalam diksi seringkali berkaitan dengan penggunaan istilah atau konsep tertentu yang berasal dari budaya atau disiplin ilmu tertentu yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia.

  • Pemakaian kata abstrak dan konkret

Pemakaian kata abstrak dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang menggambarkan konsep atau gagasan yang tidak dapat dilihat atau diraba secara fisik. Kata-kata abstrak ini biasanya berkaitan dengan perasaan, emosi, atau ide-ide yang lebih kompleks. Contoh kata abstrak antara lain adalah bebas, semangat, bagus, sedih, bahagia, dan sebagainya.

Pemakaian kata konkret dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang merujuk pada benda atau hal yang dapat dilihat, diraba, atau didengar secara langsung. Kata-kata konkret ini biasanya berkaitan dengan objek atau fenomena yang dapat diamati secara empiris. Contoh kata konkret dalam diksi antara lain adalah pohon, mobil, meja, buku, kamera, laptop, sepeda, dan sebagainya.

  • Pemakaian kata populer dan kajian

Kata populer adalah kata yang dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kata populer yaitu orang sakit, lulusan, sasaran, dorongan, dan lainnya.

Kata kajian adalah kata yang dipakai untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan. Kajian berarti hasil mengkaji. Contohnya seperti, inovasi, imajinasi, fiktif, dan lain-lain. 

  • Pemakaian kata baku dan tidak baku

Kata baku merupakan kata yang sesuai dengan pedoman, tata bahasa, serta KBBI. Kata baku biasanya digunakan pada sesuatu yang bersifat resmi, seperti surat menyurat dinas, perundang-undangan, karangan ilmiah, laporan penelitian dan lainnya.

Sedangkan kata tidak baku merupakan kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan, seperti bahasa sehari-hari, bahasa daerah, maupun bahasa asing.


Semoga ulasan yang saya dapati dari perkuliahan kemarin bermanfaat serta menambah informasi dan pengetahuan bagi para pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan sebagainya, mohon untuk kritik dan sarannya agar selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima kasih telah membaca, ingat jangan bosan untuk membaca karena membaca adalah jembatan ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun