Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pemasaran Ritel, Transformasi dan Manfaat

5 November 2024   16:52 Diperbarui: 5 November 2024   17:02 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Dalam dunia ritel yang dinamis, peran kecerdasan buatan (AI) semakin menonjol sebagai teknologi yang mengubah cara peritel menjangkau pelanggan dan mengoptimalkan operasional mereka.

 McKinsey & Company mencatat bahwa "penerapan AI dalam ritel dapat memberikan peningkatan produktivitas sebesar 15-20% melalui otomatisasi dan prediksi yang lebih baik" (McKinsey, 2020). Dengan potensi ini, AI tidak hanya sekadar alat, tetapi juga solusi strategis yang menyentuh hampir semua aspek dalam pemasaran ritel.

Lebih jauh, AI memungkinkan peritel mengintegrasikan data dari berbagai sumber, seperti data transaksi, analisis media sosial, dan preferensi pelanggan. Integrasi ini menciptakan wawasan yang lebih holistik tentang perilaku konsumen, sehingga strategi pemasaran dapat dibuat lebih tepat sasaran. 

Harvard Business Review menyoroti bagaimana "analisis data besar (big data) yang diproses dengan AI tidak hanya memberikan gambaran perilaku konsumen secara real-time, tetapi juga memperkirakan tren masa depan, memungkinkan peritel untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan permintaan" (Davenport & Ronanki, 2018).

Teknologi AI juga telah membawa inovasi dalam pengaturan harga dinamis, yang memungkinkan peritel untuk menyesuaikan harga produk secara otomatis berdasarkan permintaan, kompetisi, dan tren pasar. 

Menurut laporan dari Deloitte, "penerapan harga dinamis berbasis AI memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan harga hingga 6 kali sehari, yang dapat meningkatkan margin laba hingga 5-7% di sektor ritel" (Deloitte, 2019). Dengan fleksibilitas ini, peritel mampu bersaing secara lebih efektif di pasar yang selalu berubah.

Tidak hanya itu, AI juga memperkuat layanan pelanggan melalui chatbot yang dapat beroperasi 24/7, menjawab pertanyaan dasar, membantu proses belanja, dan bahkan menyarankan produk. Menurut laporan MIT Sloan Management Review, "dengan chatbot berbasis AI, 70% dari interaksi pelanggan dapat diselesaikan tanpa keterlibatan manusia langsung, mengurangi beban kerja tim layanan dan meningkatkan efisiensi" (Bradlow & Gangwar, 2021). Layanan pelanggan berbasis AI ini menciptakan pengalaman yang lebih lancar dan cepat, meningkatkan kepuasan pelanggan serta kesetiaan mereka terhadap merek.

Dengan kemampuan-kemampuan ini, AI berperan sebagai katalis dalam evolusi pemasaran ritel. Perusahaan yang mengadopsi teknologi ini tidak hanya mampu menghadapi tantangan operasional, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan mereka, menciptakan keuntungan kompetitif yang bertahan lama.

1. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

AI memampukan peritel untuk menyusun pengalaman belanja yang disesuaikan dengan preferensi unik pelanggan. Melalui algoritma yang kompleks, AI dapat menganalisis data pelanggan untuk memberikan rekomendasi produk yang relevan. Menurut sebuah artikel di Harvard Business Review, "personalisasi berbasis AI meningkatkan penjualan online sebanyak 10-15% dibandingkan metode konvensional, karena AI lebih akurat dalam memahami kebutuhan pelanggan" (Davenport, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun