Mohon tunggu...
Syahla TalithaHapsari
Syahla TalithaHapsari Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya memiliki pribadi yang ceria dan menyenangkan. Hobi saya adalah bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Masa Depan Tunanetra bersama Pesantren Raudlatul Makfufin

7 Januari 2024   12:27 Diperbarui: 7 Januari 2024   12:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan seseorang, tak terkecuali bagi tunanetra. Di tengah tantangan dan keterbatasan yang mereka hadapi, Pesantren Raudlatul Makfufin menunjukkan komitmen luar biasa dalam membantu membangun masa depan tunanetra melalui program pendidikan inklusifnya.

Pesantren Raudlatul Makfufin, yang terletak di Jalan Masjid Al Latif, RT 04/RW02, Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, bukan hanya sekadar lembaga pendidikan Islam konvensional. Namun, pesantren ini menjadi pionir dalam mengintegrasikan pendidikan inklusif untuk tunanetra, menciptakan lingkungan yang mendukung dan memahami kebutuhan khusus mereka.

Sejak pendirian pesantren, visi dan misi utamanya tidak hanya terfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada memberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas bagi semua, tanpa terkecuali. Sesuai dengan motto pesantren Raudlatul Makfufin yaitu "Tiada Mata Tak Hilang Cahaya". Langkah progresif ini menciptakan suatu model pendidikan inklusif yang dapat menjadi inspirasi bagi pesantren lain di seluruh negeri.

Salah satu aspek unik dari pendidikan di Pesantren Raudlatul Makfufin adalah pendekatan terhadap pembelajaran. Santri tunanetra tidak hanya diajarkan mata pelajaran agama, tetapi juga dilibatkan dalam program-program ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan keterampilan sosial, fisik, dan kreatif mereka. Ini mencakup seni, olahraga, serta keterampilan keseharian yang mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia di luar pesantren.

"Kebetulan orang tua saya pengen saya itu bisa baca Al-Qur'an, jadi saya itu udah, wah kak udah kaya bertahun-tahun ya dari SD, bayangkan saja kak ini mulai dari saya masuk SLB, iya mulai dari saya masuk SLB itu kelas empat semester dua itu umur sembilan tahun sampai saya kelas sepuluh SMA, kelas satu SMA lah ya, itu umur saya limabelas tahun itu kelas satu kelas sepuluh SMA semester satu saya nggak sama sekali belum pernah baca Al-  Qur'an dan gabisa baca Al-Qur'an," ujar Fedya Jelila, siswi kelas duabelas di pesantren tunanetra Raudlatul Makfufin pada Wawancara Kamis (09/11/2023)

Sebagai bagian dari upaya inklusif, Pesantren Raudlatul Makfufin telah melibatkan staf pengajar yang terlatih dalam mendukung pembelajaran tunanetra. Mereka tidak hanya berfokus pada metode pengajaran yang konvensional, tetapi juga mengembangkan pendekatan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan spesifik tunanetra. Pemanfaatan teknologi, seperti perangkat lunak pembaca layar dan sumber daya pendukung lainnya, menjadi langkah progresif dalam memastikan bahwa tunanetra dapat mengakses informasi dengan mudah.

"Karena memang pembelajaran agama Islam bagi tunanetra itu sangat minim gitu. Apalagi untuk mengajarkan Al-Qur'an, ilmu-ilmu agama yang lain, fiqih, itu sangat dibutuhkan oleh tunanetra. Karena tidak ada ruh shoh untuk tunantrea untuk mengetahui ilmu-ilmu agama," ungkap Kepala Pesantren Raudlatul Makfufin, Muhammad Wijaya.

"Untuk mengarahkan, yang namanya kiai itu kan fungsinya untuk mengarahkan, nggak mungkin kiai tersebut apa namanya membuat santrinya itu menjadi jadul atau menjadi primitif, tapi kiai itu berfungsi untuk meredam derasnya zaman yang mungkin akan membahayakan ketika mereka tidak ada kontrol gitu. Jadi, kiai tahu betul apa yang dibutuhkan santri-santri pada zamana saat ini. Makanya mereka dicoba dibimbing bukan didikte, tapi dibimbing bagaimana cara menghadapi zaman yang seperti ini," sambungnya.

Selain itu, Pesantren Raudlatul Makfufin juga menciptakan lingkungan inklusif di mana santri tunanetra merasa diterima dan dihargai. Upaya ini mencakup pelibatan seluruh pengajar pesantren untuk memahami keunikan dan potensi setiap individu, memberikan dukungan emosional, dan mempromosikan rasa kebersamaan di antara santri.

"Pengajar disini Alhamdulillah suportif banget. Jadi, karena kita disini pesantren dan sekolah pasti pressure-nya double. Apalagi karena kita di kedua lembaga tersebut kita aktif. Jadi kalau untuk  di pesantren sendiri Alhamdulillah  ustaz dan ustazahnya sama sekali ngga ngasi pressure. Jadi semua itu semampunya kita tapi harus ada target. Jadi kita setiap harus lebih baik walaupun hanya satu persen dan itu mereka semua hargai, dan itu adalah menurut saya upaya mereka yang paling bermakna, berharga bagi saya di mana saya tetap bahagia tapi terus berkembang," Ucap Fedya. 

Tidak hanya itu, Pesantren Raudlatul Makfufin juga berperan dalam menginspirasi masyarakat sekitar untuk memahami dan mendukung hak pendidikan bagi tunanetra. Dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan edukatif, pesantren ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya inklusi dalam dunia pendidikan.

Pemerintah setempat juga memberikan dukungan positif terhadap inisiatif pesantren ini. Kerjasama dengan pihak berwenang membuka pintu untuk peningkatan fasilitas dan sumber daya, memperkuat posisi Pesantren Raudlatul Makfufin sebagai lembaga pendidikan inklusif terkemuka di wilayah tersebut.

Namun, perjalanan untuk mencapai inklusi pendidikan yang sempurna bagi tunanetra masih panjang. Pesantren Raudlatul Makfufin menyadari bahwa tantangan dan hambatan akan selalu ada, tetapi semangat dan tekad untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan inklusif tidak pernah surut.

Membangun masa depan tunanetra bersama Pesantren Raudlatul Makfufin adalah cermin dari komitmen kita untuk menciptakan masyarakat yang adil, setara, dan inklusif. Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka pintu menuju peluang dan potensi yang tak terbatas bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun