Mohon tunggu...
Syahla TalithaHapsari
Syahla TalithaHapsari Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya memiliki pribadi yang ceria dan menyenangkan. Hobi saya adalah bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelusuri Kembali Pemikiran Keislaman: Eksplorasi Aliran Mutazilah sebagai Representasi Islam Rasional

4 Januari 2024   23:32 Diperbarui: 4 Januari 2024   23:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mu'tazilah, sebuah aliran pemikiran dalam Islam yang muncul pada abad ke-8, telah menjadi subjek perdebatan dan telaah mendalam. Dikenal sebagai aliran rasionalis, Mu'tazilah menekankan rasionalitas dan penalaran sebagai metode untuk memahami dan merumuskan prinsip-prinsip agama. Pemikiran ini mencoba memadukan ajaran Islam dengan logika dan akal, menciptakan landasan yang unik di dalam sejarah pemikiran keagamaan Islam.

Salah satu poin sentral dalam pemikiran Mu'tazilah adalah konsep tauhid (keesaan Tuhan). Mereka menekankan bahwa Tuhan adalah Mutakallim, Pemberi Bicara, dan manusia dapat memahami kehendak-Nya melalui akal dan penalaran. Konsep ini menciptakan paradigma baru di dalam tradisi Islam, yang pada umumnya menekankan aspek ketakjuban dan keagungan Tuhan.

Mu'tazilah juga dikenal karena pandangan mereka terhadap konsep keadilan Tuhan (al-'adl). Mereka berpendapat bahwa Tuhan bertindak berdasarkan keadilan mutlak, dan manusia memiliki kebebasan untuk memilih tindakan mereka. Ide ini menempatkan tanggung jawab moral pada individu dan memberikan fondasi bagi hukum dan etika dalam masyarakat.

Namun, pemikiran Mu'tazilah juga menuai kontroversi, terutama dalam hubungannya dengan Al-Qur'an. Mereka menolak konsep "Al-Qur'an adalah makhluk" dan menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah yang tidak diciptakan. Pemikiran ini menimbulkan polemik dengan aliran-aliran lain dalam Islam pada masanya.

Meskipun Mu'tazilah tidak lagi menjadi aliran dominan dalam dunia Islam, warisan pemikiran mereka tetap relevan. Pengaruh Mu'tazilah dapat ditemukan dalam banyak debat kontemporer mengenai hubungan antara akal dan wahyu, memberikan kontribusi berharga untuk wacana intelektual Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun