Mohon tunggu...
Syahla Jauza Zuhrah
Syahla Jauza Zuhrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University. Saya tertarik dalam membahas fenomena sosial yang terjadi di sekitar masyarakat. Dengan begitu, adalah kesukaan tersendiri bagi saya untuk mempelajari hal baru yang terjadi di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menjaga Asa dan Mewujudkan Mimpi: Seorang Perempuan Tangguh dan Kisah Inspiratifnya Menyekolahkan Anak-Anak Yatim Piatu

17 Mei 2024   01:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:21 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi penulis

Riang tawa anak-anak menjadi sumber kebahagiaan bagi seorang perempuan berusia 51 tahun yang mendirikan Panti Asuhan Lentera Mimpi yang terletak di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat 8 tahun silam. Kebahagiaan yang begitu sederhana, namun tak sesederhana perjuangannya dalam memupuk serta menjaga asa anak-anak asuhannya untuk terus merasakan cinta dan mencicipi keindahan bangku sekolah.

Adalah Ibu Cucu Mulyati, perempuan tangguh bercita-cita mulia yang telah berhasil menyekolahkan anak-anak yatim piatu yang berada di Panti Asuhan Lentera Mimpi.

 Keseharian Ibu Cucu diisi dengan bekerja di kantin sekolah Fithrah Insani yang telah dijalankannya selama 9 tahun. Kehidupannya sebagai seorang single parent dengan dua anak perempuan tidak menghalangi impiannya untuk membantu anak-anak yatim piatu agar tetap mengemban pendidikan di bangku sekolah.

Berangkat dari kekhawatiran Ibu Cucu akan anak-anak di sekitarnya yang putus sekolah, Ibu Cucu menguatkan niat dan tekad untuk dapat menyekolahkan anak-anak tersebut. 

"Selalu perbuat apa yang bisa kita lakukan walaupun hanya dengan tenaga dan doa", suatu prinsip yang Ibu Cucu pegang dengan kuat dalam perjuangan mewujudkan keinginannya. 

Ibu Cucu yang akrab dipanggil dengan sebutan Umi oleh anak-anak panti, berjuang tanpa satu keluhan pun yang keluar dari mulutnya. Ketulusan dan tekad yang kuat memberikan kekuatan bagi Ibu Cucu dalam perjuangannya membangun Panti Asuhan Lentera Mimpi agar dapat menjadikan anak-anak asuhnya sebagai seseorang yang berpendidikan. Perjuangan yang tidak mudah telah berhasil ditaklukkan Ibu Cucu sejak awal pembangunan panti. 

"Dulu Ibu jualan es teh untuk anak-anak biar setiap harinya ada pemasukan untuk jajan anak-anak. Ibu jualan es teh dari pulang kerja sampai jam setengah sebelas malam. Qadarullah waktu itu juga Ibu belum ada kendaraan, berat ibu bawa jualannya. Sampai akhirnya ada untungnya, alhamdulillah untuk anak-anak," cerita Ibu Cucu sambil mengingat kembali perjuangan pertamanya dalam membangun Panti Asuhan Lentera Mimpi.

Mimpi Ibu Cucu untuk mengirimkan anak-anak ke sekolah belum terwujud di tahun-tahun pertama. Ketika itu, Ibu Cucu fokus mendekatkan diri kepada anak-anak dengan cara bermain bersama, memasak bersama, hingga bepergian bersama. 

Hal tersebut dilakukan Ibu Cucu untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan rasa kasih sayang antarsesama anak-anak Panti Asuhan Lentera Mimpi. Namun, kemudahan pasti akan selalu berpihak pada suatu hal yang didasari niat baik, tahun-tahun selanjutnya Ibu Cucu mulai mengantarkan anak-anak panti untuk kembali mengenyam pendidikan di bangku sekolah. 

Hingga saat ini, Ibu Cucu telah berhasil menyekolahkan 34 anak-anak pantinya dimulai dari bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tak ingin berbuat baik hanya seorang diri, Ibu Cucu berusaha mengajak orang lain untuk terlibat dengan anak-anak panti. Pekerjaannya di kantin sekolah membuat Ibu Cucu banyak mengenal anak SMA yang bersekolah di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun