Puisi ini memiliki tema perjuangan. Di sini lebih menekankan semangat melanjutkan perjuangan meskipun tidak ada dalam  bentuk perang ataupun harus mati, tetapi lebih kepada memajukan negara dan tetap mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah tiada.
   Pada bait pertama penulis menggambarkan keadaan para pejuang yang kini beristirahat diantara wilayang Karawang dan Bekasi.
Kami yang kini terbaring antara Krawang-bekasi
Tidak bisa teriak merdeka dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendengar hati
   Puisi ini melanjutkan dengan menyampaikan pesan kepada para pembaca meskipun tubuh mereka telah menjadi debu dan tulang tetapi semangat dan cerita mereka masih hidup.
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda.Yang tinggal tulang di liputi debu
Kenang,kenanglah kami
  Menggambarkan upaya para pejuang yang mencoba semampu mereka,meski pekerjaan belum selesai dan arti dari nyawa-nyawa yang hilang belum dapat di hitung sepenuhnya,mereka yang kini hanya berupa tulang-tulang berserakan tetap menjadi kepunyaan semua dan penulis menyiratkan bahwa nilai dari pengorbanan mereka bergantung pada penentuan.