Mohon tunggu...
Syahla SofyaSafitri
Syahla SofyaSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Pembelajaran Daring terhadap Kualitas Siswa Kelas 1 di SDN Situgede 3 Kota Bogor

15 Maret 2022   16:29 Diperbarui: 15 Maret 2022   18:42 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pembelajaran secara daring telah mengubah paradigma orang tua terhadap peran dan tanggung jawab guru di sekolah, dimana keberhasilan pendidikan siswa pada awalnya bertumpu pada guru di sekolah. 

Melalui pembelajaran secara daring, semua capaian hasil belajar siswa kelas 1 di SDN Situgede 3 Kota Bogor belum 100% terpenuhi. Hal tersebut dikarenakan ada yang hilang dalam proses pembelajaran secara daring ini. 

Peserta didik yang awalnya belajar dibimbing oleh guru, kini mereka hanya belajar melalui pengawasan orang tuanya. Tentunya hal tersebut membuat pengawasan dari guru terhadap peserta didik menjadi kurang.

Ketika awal pandemi dan saat pembelajaran secara daring mulai diberlakukan, tugas yang dikerjakan para siswa kelas 1 di SDN Situgede 3 Kota Bogor dapat dikatakan 100%  terselesaikan dengan baik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, presentase siswa yang mengerjakan dan mengumpulkan tugas justru semakin menurun. 

Hanya sekitar 70-80% siswa yang mengumpulkan tugas melalui WhatsApp Group. Hal tersebut tentunya diakibatkan oleh penurunan minat dan kemauan siswa untuk terus mengikuti pembelajaran secara daring. Siswa mungkin saja merasa jenuh dan ingin kembali mengikuti pembelajaran secara tatap muka.

Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring ini tentunya berdampak pada kemunduran terhadap hasil belajar, khususnya bagi siswa kelas 1 di SDN Situgede 3 Kota Bogor. 

Hal ini dapat dilihat dari aspek membaca dan menulis. Ketika masih melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, tingkat kemampuan membaca siswa bisa sampai 90%, karena setiap 30 menit sebelum masuk kelas, para siswa diwajibkan untuk membaca terlebih dahulu. 

Jumlah siswa yang belum lancar membaca hanya sekitar 1-2 orang saja. Beda halnya ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring, jumlah siswa yang belum lancar membaca pun meningkat, terhitung bisa lebih dari 5 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa memang pembelajaran yang dilaksanakan secara daring ini dirasa kurang efektif. Tentunya hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan antara guru dan siswa, terlebih lagi bagi siswa kelas 1. 

Mereka tentu sangat membutuhkan bimbingan yang lebih dari pihak guru. Beda halnya apabila mereka hanya belajar melalui bimbingan dan pengawasan orang tua, adakalanya bahwa orang tua mereka juga memiliki kesibukan lain sehingga terkadang mereka sulit untuk membagi waktu untuk membimbing anak ketika belajar. 

Selain itu, banyak diantara orang tua yang justru mengeluh bahwa anaknya justru seringkali bermain gadget tanpa kenal waktu. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara daring ternyata juga menimbulkan efek negatif terhadap anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun