Mulai saat pertemuan di bus kota itu Danar selalu membantu keluarga Tania, mulai dari membiayai Tania dan Dede sekolah sampai memberi modal untuk sang ibu berjualan. Sehari-hari kegiatan Tania dan Dede pun bertambah. Pagi hari pergi ke sekolah dan saat pulang mereka pergi ke jalan untuk mengamen lagi. Hingga beberapa bulan kemudian, sang ibu meninggal dunia karena penyakitnya. Setelah kepergian sang ibu, Danar mengambil tanggung jawab atas Tania dan Dede dengan membawa mereka hidup bersamanya. Seiring berjalannya waktu, hubungan Danar dan Tania semakin dekat. Danar selalu berada di sisi Tania disaat terlemahnya dan juga memberikan semangat agar Tania menjadi pribadi yang kuat.
   Konflik muncul ketika Tania mulai menyadari perasaannya terhadap Danar. Ia mulai merasakan cemburu ketika Danar selalu memberikan perhatiannya kepada Ratna, pacarnya. Perbedaan usia antara Danar dan Tania yang cukup jauh menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh tokoh Tania dan Danar yang juga membuat cerita dalam novel ini menjadi semakin unik. Tania pun memfokuskan diri untuk belajar agar sukses dan berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah di Singapura.
   Konflik lain muncul ketika Danar dan Ratna memutuskan untuk menikah yang Tania sangat sedih dan memutuskan untuk tidak datang ke acara pernikahan mereka. Setelah pernikahan Danar dan Ratna, Tania maupun Danar tidak pernah saling berhubungan satu sama lain. Tania mengalihkan kesedihannya dengan aktif bekerja, mengikuti organisasi, hingga membuka sebuah toko kue di Singapura.
   Puncak konflik dalam novel ini terjadi ketika setelah menikah Ratna mulai menyadari perubahan sikap Danar. Danar yang pada awalnya sangat perhatian menjadi terasa kaku dan dingin terhadapnya. Singkat cerita, tokoh Danar mulai menyadari perasaannya. Ia mulai menyadari akan perasaan cinta yang dimilikinya untuk Tania. Namun, semuanya sudah terlambat. Danar sudah menikah dan Ratna sedang mengandung anak mereka. Tania yang kemudian mengetahui perasaan Danar pun meminta Danar untuk melupakannya dan kembali menjalani hari-harinya bersama Ratna. Sedangkan dirinya memutuskan untuk melupakan seluruh cerita cintanya dan kembali ke Singapura untuk memulai lembaran kehidupan barunya.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
   Novel ini mempunyai kelebihan pada penyajian jalan cerita dan akhir ceritanya yang tidak biasa dan mengundang rasa penasaran pembaca untuk mengetahui kelanjutan kisah antara Danar dan Tania. Keunggulan lain dalam novel ini adalah bahasa santai yang digunakan Tere Liye dalam menggambarkan cerita ini sehingga akan mudah dimengerti pembaca.Â
Penggunaan diksi yang indah dan detail juga menambah kesan romantis dalam ceritanya. Cerita ini juga tidak monoton yang benar-benar akan membawa pembaca pada suasana dan perasaan tokoh dengan sangat realistis. Ditambah ukuran buku yang tidak terlalu tebal menggolongkan novel ini merupakan bacaan yang cukup ringan namun tetap dapat membuat pembaca penasaran. Selain itu, novel ini juga banyak mengandung pesan moral yang bisa diambil manfaatnya bagi pembaca.
   Selain memiliki kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan yang terletak pada desain sampul dan kertasnya yang kurang menarik. Selain itu, perpindahan alur dan beberapa bagian yang cenderung dipotong tiba-tiba membuat pembaca sesekali kebingungan. Tetapi, semua itu tidak sedikitpun mengurangi majna dari cerita yang disampaikan Tere Liye. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, secara umum novel ini layak untuk dibaca melihat dari kelebihan yang dimiliki novel ini dan nilai nilai moral yang terkandung didalamnya seperti tata krama dalam berbicara, menghormati orang tua, bersabar, selalu mengingat kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap diri kita, selalu bekerja keras, tidak pantang menyerah dalam menghadapi segala ujian kehidupan dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
ANALISIS UNSUR INSTRINSIK
Tema
Tema dalam novel ini adalah cinta yang tidak harus saling memiliki, seperti kutipan dalam buku sebagai berikut:
- "Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini." (Hal 256)