Politik dan segala tata caranya, ternyata telah membelah sedemikian jelas umat Islam secara parsial tunduk pada fanatisme buta politik keluar dari lingkup rasionalitasnya. Anehnya, suka tidak suka, keterbelahan ini justru menjadi semacam "kenikmatan politik" tersendiri dan mereka ikut larut dengan suka-duka dalam lingkarannya.
Tabloid "Indonesia Barokah" adalah prototype paling nyata dari fenomena umat Islam yang terbelah, karena terbukti penyebarannya dicurigai sebagai bentuk agresi politik ditengah semakin dekatnya Pilpres 2019. Tagline "Membumikan Islam Rahmatan Lil'alamin" yang seharusnya mampu diterima semua umat Islam ternyata malah menyimpan konotasi politik untuk mendiskreditkan salah satu kandidat tertentu.
Konsep Islam "Rahmatan Lil'alamin" tentu saja konsep universal yang membawa gambaran dimana ajaran Islam itu mampu membawa nilai-nilai kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh alam, jauh dari kebencian, permusuhan, apalagi mengurusi soal remeh temeh politik. Jadi, masih mau dipecah belah oleh politik? "Hanya Golput yang dapat menyatukan kita", begitu katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H