Saya kira, ketika kemudian terbangunnya prilaku kultus personal dalam dunia politik yang justru dilakukan oleh masyarakat yang cenderung rasional seperti saat ini akan membawa angin segar bagi kondisi pseudo demokrasi. Yang menonjol malah wajah oligarki ditengah ketundukan dan kepatuhan para pelaku kultus individu terhadap pemimpin politiknya.Â
Rakyat semakin terbodohkan oleh kultus yang berlebihan dan cenderung meninggalkan hal-hal yang bersifat rasional, yang ada hanyalah bentuk pembelaan-pembelaan yang semakin tidak bisa diterima nalar. Padahal semestinya, ada kesinambungan antara rasionalitas politik dan pembangunan demokrasi sedangkan kultus individu semakin menjauhkan dari prinsip nalar dan akan membunuh kehidupan demokrasi.Â
Saya justru khawatir, bahwa kultus pada akhirnya didasarkan pada logika keenomian dimana uang menjadi alasan seseorang untuk mengkultuskan, sama halnya ketika fenomena Dimas Kanjeng yang semakin dikultuskan oleh pengikutnya karena kemampuannya menggandakan uang.
Wallahu a’lam bisshawab  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H