Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Merinding Sampai Kata “Awas!”

13 Mei 2016   11:10 Diperbarui: 13 Mei 2016   11:26 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Hanya saja, kita juga tetap harus waspada jika ada upaya-upaya sengaja dari kelompok tertentu untuk mencoba menghidupkan kembali “luka lama” akibat serangkaian pemberontakan “berdarah” PKI yang telah banyak menimbulkan korban. Saya pikir, upaya pemerintah dalam menelusuri maraknya berbagai atribut yang mengatasnamakan PKI dengan cara membatasi kegiatan ini adalah langkah wajar untuk meredam sebagian masyarakat yang masih phobia terhadap segala hal yang berbau komunisme.

Memang, saat ini kita berada pada era kebebasan dalam hal berpolitik, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Ekspresi masyarakat dalam hal apapun memang dijamin di negeri ini, meskipun kita tetap berada pada kondisi kebebasan yang bertanggungjawab. Artinya, kebebasan tetap diatur oleh undang-undang yang berlaku, sehingga kita semestinya taat terhadap segala aturan yang ada. Sehingga selama TAP MPRS No.XXV/MPRS/1966 belum dicabut oleh pemerintah, maka sepatutnya kita taat terhadap aturan tersebut bahwa PKI atau komunisme merupakan organisasi terlarang berkiprah di Indonesia. Dengan demikian, upaya-upaya yang bertujuan menghidupkan kembali komunisme jelas akan berhadapan dengan negara karena telah melawan undang-undang.

Wallahu a’lam bisshawab       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun