Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sang Kyai" Telah Berpulang

28 April 2016   12:34 Diperbarui: 28 April 2016   12:45 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: washingtonpost.com

Hari ini kita berduka dengan kepergian ulama besar tanah air, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, yang sudah berjasa besar dalam membina dan membimbing umat, semoga Allah merahmati beliau. Beliau lahir di Kemiri, Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 2 Maret 1952 M dari sebuah keluarga yang taat menjalankan agama. Domisili beliau sekarang di Jl. SD. Inpres No. 11 RT.002 RW.09 Pisangan-Barat Ciputat 15419 Tangerang-Selatan Banten.

Saya mengenal beliau pada saat saya mengikuti mata kuliah Ilmu Hadits di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang UIN. Selama dua tahun, “kyai Ali” begitu kami menyapa beliau telah banyak memberikan pengalaman hidup yang bermakna dalam diri saya. Kedalaman ilmunya, terutama mengenai ilmu hadits telah memberikan saya banyak hal, bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dalam pembacaan hadits tidak serta merta menjadi konflik terbuka antar ulama. Hadits yang ditulis jauh setelah Rasulullah wafat dan sampai kepada umat Islam dengan jalur yang berbeda-beda ternyata telah membuka wawasan yang lebih luas mengenai bagaima tonggak sejarah Islam itu sendiri dibangun. Hadits merupakan tradisi oral yang turun-temurun disampaikan dari Nabi saw dan mewujud dalam sebuah teks yang dipelajari dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Dari sinilah, sosok “sang kyai” memberikan paparan yang luar biasa mengenai sisi sejarah Islam yang diambil melalui interpretasi atas hadits-hadits Nabi saw. Kyai Ali merupakan ulama moderat yang mampu berdiri dan mengayomi seluruh golongan yang ada. Sikap moderat inilah yang menjadikan Kyai Ali kemudian mudah diterima oleh kalangan manapun, baik muslim maupun non-muslim. Terakhir, sewaktu beliau masih menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, menerima kunjungan Prisiden Obama bersama istri dan menceritakan sejarah dan fungsi masjid di Indonesia dengan lancar dan fasih. Kita semua sangat kehilangan sosok ulama kharismatis yang selama ini menjadi “guru bangsa” yang mampu menaburkan benih kedamaian dan ketenangan bagi siapapun. Selamat jalan Kyai….semangatmu akan tetap menggelora dalam jiwa murid-muridmu ini.

Semoga Allah ar-Rahman merahmati beliau. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun