Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Netizen Maha Benar dengan Segala Asumsinya

24 April 2025   08:00 Diperbarui: 24 April 2025   08:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar berita clickbait (Sumber: Viva.co.id)

Di negeri +62 ini, kita patut bersyukur hidup di tengah populasi makhluk super canggih yang bernama Netizen Instan. Mereka adalah kaum pilihan, spesies unggul yang dianugerahi kemampuan membaca pikiran---bukan membaca tulisan. Kenapa harus repot-repot baca isi berita, kalau cukup baca judul lalu langsung tahu seluruh kebenaran alam semesta?

Judul berita:
"Belum Satu Bulan di Kampung Halamannya, Warga Ungkap Sifat Asli Megawati Hangestri"
Netizen:
"Hah! Pasti ada yang iri sama Mega! Dasar haters, manusia-manusia busuk!"

Padahal isi beritanya?
Puji-pujian manis tentang kerendahan hati si atlet kebanggaan bangsa, lengkap dengan cerita cilok 6 ribu dibagi dua. Tapi ya sudahlah, siapa kita ini berani meragukan Netijen Sontoloyo yang sudah terlatih mengambil keputusan dalam waktu kurang dari 5 detik?

Selamat datang di era "Komentar Dulu, Baca Nanti, Salah Tetap Ngotot", di mana literasi bukan lagi soal kemampuan membaca, melainkan kemampuan berimajinasi liar berdasarkan judul. Jangan salah, ini bukan kemalasan, ini evolusi! Manusia modern tidak perlu lagi menyentuh teks panjang-panjang, cukup serap energi dari clickbait, dan voila! Jadilah ahli paling vokal di kolom komentar.

Sumpah Netizen:

"Kami bersumpah! Akan selalu membela yang kami kira benar, meskipun kami belum baca!"
"Kami siap berperang di kolom komentar, dengan senjata andalan: asumsi dan emosi!"

Coba bayangkan, betapa hebatnya bangsa ini jika energi untuk ngomel tanpa baca dialihkan ke hal produktif. Mungkin kita sudah punya teknologi teleportasi atau minimal bisa memproduksi cilok rasa wagyu. Tapi sayangnya, tenaga mereka lebih dibutuhkan untuk menjaga marwah dunia maya dengan cara marah-marah tanpa alasan jelas.

Tangkapan layar facebook. (Dokumen pribadi)
Tangkapan layar facebook. (Dokumen pribadi)

Budaya TL;DR: Terlalu Lama, Daripada Rasional

Fenomena ini sebenarnya adalah bentuk perjuangan baru: melawan huruf-huruf yang berbaris terlalu panjang. Di tengah kesibukan scroll TikTok dan mencari diskon flash sale, siapa yang punya waktu untuk membaca paragraf demi paragraf? Bukankah hidup sudah cukup berat tanpa harus ditambah beban membaca berita sampai selesai?

Lagipula, siapa suruh wartawan nulis panjang-panjang? Kalau mau aman, ya tulis saja judul seperti ini:

"Megawati Hangestri: Atlet Hebat, Orangnya Baik, Suka Cilok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun