Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integritas Akademik dan Pilihan Open Access

30 Maret 2025   08:00 Diperbarui: 30 Maret 2025   06:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi integritas akademik. (Sumber: Freepik/pch.vector)

Sebagai akademisi, saya kerap menyaksikan fenomena yang memprihatinkan di kalangan kolega dan teman-teman seprofesi, yakni kesulitan dalam mengakses artikel ilmiah yang bersumber dari jurnal-jurnal berbayar. Tidak jarang, ketika mereka menemukan artikel penting yang relevan dengan topik penelitian mereka, artikel tersebut hanya bisa diunduh dengan membayar hingga 35 dollar. Harga yang tentu saja tidak terjangkau bagi sebagian besar peneliti di Indonesia.

Ada beberapa jalan yang biasa diambil: pertama, menghubungi teman atau kolega yang sedang studi di luar negeri. Karena universitas di luar negeri biasanya memiliki langganan jurnal yang luas, mereka dapat mengunduh artikel tersebut dengan bebas. Kedua, menggunakan situs pihak ketiga seperti Sci-Hub atau Unpaywall. Namun, cara ini tidak selalu berhasil, terutama jika artikel tersebut terbit belum lama. Ketiga, menghubungi langsung penulis artikelnya. Dalam beberapa kasus, penulis bersedia membagikan artikelnya, tetapi ada juga yang tidak, karena mereka terikat perjanjian penerbitan yang tidak mengizinkan distribusi bebas.

Cara-cara ini, meskipun kadang bisa menjadi solusi, pada dasarnya menyusahkan dan tidak menjamin keberhasilan. Yang lebih penting untuk disadari adalah bahwa cara-cara ini bisa menimbulkan dilema etis. Khususnya saat menggunakan platform yang melanggar hak cipta atau ketika mengutip artikel hanya dari membaca abstraknya tanpa mengakses keseluruhan isi.

Padahal, sesungguhnya tersedia begitu banyak artikel ilmiah yang bersifat open access. Mutunya pun tidak kalah. Banyak dari jurnal open access sudah terindeks Scopus, SINTA (S1 sampai S6), dan platform-platform bereputasi lainnya. Semua artikel ini dapat diakses dan diunduh dengan bebas, tanpa melanggar hukum atau etika akademik.

Saya sendiri termasuk yang berpaham bahwa akses terbuka adalah jalan terbaik dan paling etis dalam praktik akademik. Hampir seluruh rujukan dalam penelitian saya berasal dari artikel open access, dan saya merasa tidak kekurangan sumber informasi. Dengan memaksakan diri untuk memperoleh artikel berbayar melalui cara-cara yang meragukan dari segi etika, menurut saya, kita justru mencederai nilai dari penelitian itu sendiri.

Lebih parah lagi, ada pula kecenderungan untuk mengutip hanya berdasarkan abstrak tanpa membaca keseluruhan isi artikel. Ini adalah bentuk kebohongan akademik yang jelas-jelas melanggar integritas ilmiah. Padahal, prinsip dasar dari seorang akademisi adalah kejujuran, ketelitian, dan rasa tanggung jawab terhadap ilmu pengetahuan.

Sudah saatnya kita mendorong penggunaan literatur open access secara maksimal. Selain etis dan legal, pilihan ini juga memperkuat budaya akademik yang inklusif dan berkeadilan. Integritas akademik tidak boleh dikompromikan hanya demi satu-dua referensi yang tidak tersedia secara gratis. Tanggung jawab moral kita sebagai akademisi adalah menjunjung tinggi etika dalam setiap tahap kerja ilmiah, termasuk dalam memilih dan mengakses sumber rujukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun