SWOT di KKN: Bukan Sekadar Singkatan, Tapi Kunci Keberhasilan!
Kalau kalian mahasiswa yang sedang KKN, pasti sudah tidak asing dengan istilah SWOT. Tapi, apa kalian tahu bahwa SWOT itu lebih dari sekadar singkatan keren yang bikin laporan kalian terlihat ilmiah?
Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), saya sering mendengar keluhan mahasiswa yang bilang, "Pak, SWOT itu apa sih? Harus banget ya masuk laporan?"
Nah, di sini saya mau berbagi pandangan soal pentingnya SWOT, bukan cuma buat laporan KKN kalian, tapi juga buat hidup -- karena hidup ini sebenarnya juga penuh Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats!
SWOT Itu Bukan Singkatan Sembarangan
Buat kalian yang belum tahu, SWOT itu singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Ini adalah metode analisis yang dipakai di banyak bidang, mulai dari bisnis hingga kebijakan publik, bahkan cocok juga buat kalian yang lagi galau mikirin hidup setelah wisuda.
Dalam konteks KKN, SWOT adalah cara sederhana tapi ampuh untuk memahami desa tempat kalian mengabdi.
Misalnya, desa punya sawah luas (kekuatan), tapi masyarakatnya kurang paham teknologi (kelemahan). Di sisi lain, ada kebijakan pemerintah untuk mendukung desa digital (peluang), tapi ada ancaman berupa akses internet yang lemot.
Nah, dari situ kalian bisa mulai merancang program kerja yang relevan. Gampang, kan? Ya, setidaknya di teori. Prakteknya? Hmm, tergantung kreativitas kalian.
Ketika SWOT Jadi Alat Diagnosa Desa
Bayangkan kalian adalah dokter untuk desa tempat KKN. SWOT itu ibarat alat diagnosa buat mencari tahu kondisi pasien.
Misalnya, desa punya kekuatan berupa sumber daya alam melimpah. Tapi apa gunanya kalau kelemahannya adalah nggak ada strategi pemasaran? Atau, peluangnya besar karena dekat dengan kota wisata, tapi ancamannya justru kemacetan yang bikin turis enggan datang.