Bayangkan pagi Anda dimulai dengan sebuah tantangan. Sebuah tugas besar dan penting menanti, namun godaan untuk menunda terasa begitu kuat. Dalam dunia pengembangan diri, ada konsep menarik bernama "Eat That Frog", yang menyarankan kita untuk langsung menghadapi tugas tersulit pertama kali di pagi hari. Dan siapa sangka, konsep ini tanpa disadari menjadi rahasia produktivitas seorang rektor legendaris, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo, dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Prof. Imam Suprayogo bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga seorang penulis konsisten. Setiap pagi, beliau duduk di depan komputer, menulis artikel yang kelak diterbitkan di situs web kampus dan media sosialnya. Kebiasaan ini beliau jalani setiap hari, tanpa jeda. Bahkan, jika tulisan-tulisan itu dicetak dan ditumpuk, tingginya bisa melebihi tinggi badannya!
Apa yang mendorong seorang rektor dengan segudang tugas tetap menulis setiap hari? Jawabannya sederhana: disiplin, konsistensi, dan semangat untuk terus berbagi ilmu. Dalam praktiknya, Prof. Imam memanfaatkan momen pagi hari, ketika pikiran masih segar, untuk menyelesaikan tugas menulis. Seperti konsep "Eat That Frog", beliau memilih untuk mengatasi tugas terpenting di awal hari, sehingga sisa waktu dapat digunakan untuk tugas lain dengan lebih ringan.
Menulis Sebagai Ritual Pagi
Bagi Prof. Imam, menulis bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah ritual. Setiap pagi, sebelum dunia mulai sibuk, beliau menyisihkan waktu untuk menulis. Tanpa gangguan, tanpa distraksi. Mungkin di saat sebagian besar orang masih bergelung di selimut, beliau sudah menghasilkan satu artikel berkualitas.
Apa yang menarik dari metode ini adalah bagaimana menulis di pagi hari menjadi prioritas. Dalam teori produktivitas, tugas yang dilakukan di pagi hari biasanya memiliki dampak besar pada hari Anda. Dengan menyelesaikan "katak" atau tugas besar itu lebih awal, Anda tidak hanya merasa lega, tetapi juga menciptakan momentum positif untuk melanjutkan pekerjaan lainnya.
"Katak" Seorang Akademisi
Tugas menulis bagi seorang akademisi ibarat "katak" yang harus dimakan di pagi hari. Sulit? Ya, apalagi jika ide sedang buntu. Namun, Prof. Imam menunjukkan bahwa menulis setiap hari justru membangun kebiasaan dan keterampilan yang membuat proses menulis semakin mudah.
Dalam dunia akademik, menulis bukan hanya tentang menuangkan ide, tetapi juga tentang melatih kedisiplinan dan berpikir sistematis. Dan melalui kebiasaan menulis harian ini, Prof. Imam membuktikan bahwa konsistensi adalah kunci keberhasilan.
Pelajaran untuk Kita Semua
Kebiasaan menulis harian Prof. Imam adalah teladan nyata tentang pentingnya konsistensi dalam mencapai tujuan besar. Bagi kita yang sering merasa kesulitan untuk menulis, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil: