Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Ingin Tahu dan Rasa Takut

4 Januari 2025   05:04 Diperbarui: 4 Januari 2025   06:38 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun tentang ketakutan yang tak beralasan. (Sumber: Bizarro.com)

Melihat Diri Manusia dari Sebuah Kerangka Besi

Kartun sederhana karya Gary Larson ini menggambarkan seorang fotografer yang berada dalam sebuah kerangka besi, digantung oleh derek di atas sekelompok sapi. Sang fotografer, yang tampak cemas namun bersemangat, berseru, "OK, Hank! Lower away!" kepada operator derek. Di bawah mereka, sapi-sapi terlihat berdiri dengan tenang, tanpa menunjukkan ancaman apa pun. Dalam kejenakaan kartun ini, kita menemukan banyak ironi: manusia yang seharusnya menjadi makhluk superior secara fisik dan mental, justru merasa perlu perlindungan berlebihan dari makhluk yang tidak berbahaya.

Kartun ini tidak sekadar humor visual; ia adalah sebuah cerminan tentang bagaimana manusia memandang, mendekati, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Dari sudut pandang sosiologi dan psikologi, ilustrasi ini memuat lapisan-lapisan makna yang dapat menggambarkan kompleksitas relasi manusia dengan alam, rasa takut, dan konstruksi sosial yang membentuk persepsi kita.

Ketidakharmonisan Manusia dengan Alam

Dari sudut pandang sosiologi, kartun ini mencerminkan keterputusan manusia modern dengan alam. Seiring perkembangan peradaban, manusia tidak hanya menciptakan teknologi untuk mendominasi alam, tetapi juga membangun jarak psikologis dan fisik dari dunia non-manusia. Kerangka besi dalam kartun ini menjadi simbol literal dan metaforis dari bagaimana manusia melindungi dirinya dari sesuatu yang dianggap "berbeda" atau "tidak terkendali."

Sapi-sapi yang terlihat damai dalam kartun tersebut adalah representasi dari alam yang sebenarnya tidak mengancam. Namun, ketakutan manusia yang dilebih-lebihkan menciptakan konstruksi sosial bahwa interaksi langsung dengan alam selalu membutuhkan perlindungan ekstra. Dalam masyarakat modern, ketakutan semacam ini semakin menjadi-jadi karena ketergantungan kita pada teknologi yang menciptakan ilusi kendali penuh terhadap dunia.

Sosiologi mengajarkan kita bahwa relasi manusia dengan alam tidak hanya bersifat biologis, tetapi juga budaya. Ketakutan terhadap sapi, misalnya, mungkin tidak akan muncul dalam masyarakat agraris yang terbiasa hidup berdampingan dengan hewan ternak. Namun, dalam masyarakat urban yang semakin terasing dari proses alami kehidupan, sapi --- atau alam secara umum --- menjadi sesuatu yang eksotis, bahkan kadang mengancam.

Rasa Takut yang Dikonstruksi

Dari perspektif psikologi, kartun ini menyingkap bagaimana rasa takut bisa menjadi konstruksi sosial dan psikologis. Rasa takut manusia terhadap sapi dalam kartun ini bukanlah ancaman nyata, melainkan imajinasi akan apa yang bisa terjadi. Psikologi evolusioner menjelaskan bahwa manusia memiliki mekanisme naluriah untuk melindungi diri dari bahaya, tetapi mekanisme ini sering kali tidak sesuai dengan konteks modern.

Kerangka besi dalam kartun ini adalah metafora dari cara manusia mengelola rasa takut. Dalam dunia modern, manusia menciptakan teknologi, aturan, dan struktur sosial untuk meredakan ketidakpastian dan ancaman yang dirasakan. Namun, paradoksnya, semakin banyak alat yang kita ciptakan untuk melindungi diri, semakin kita merasa rapuh tanpa alat tersebut.

Kartun ini juga bisa dibaca sebagai kritik terhadap overthinking yang sering dialami manusia. Dalam psikologi, overthinking adalah kecenderungan untuk memikirkan ancaman atau masalah secara berlebihan, yang akhirnya memengaruhi keputusan dan perilaku. Fotografer dalam kartun ini mungkin bisa dengan aman berdiri di tanah untuk mengambil gambar, tetapi imajinasinya tentang potensi bahaya membuatnya memilih pendekatan yang berlebihan.

Dualitas Keingintahuan dan Rasa Takut

Kartun ini juga menggambarkan dualitas mendasar dalam sifat manusia: keingintahuan yang besar, namun diiringi oleh rasa takut yang mendalam. Fotografer dalam kerangka besi adalah simbol dari manusia yang ingin memahami dunia di sekitarnya, tetapi merasa perlu melindungi diri dari dunia itu sendiri.

Dalam konteks psikologi, ini mencerminkan konflik antara dorongan eksplorasi (exploratory drive) dan kebutuhan akan rasa aman (need for safety). Kita ingin tahu, tetapi kita takut dengan apa yang mungkin kita temukan. Konflik ini dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari hubungan antarmanusia hingga eksplorasi ilmu pengetahuan.

Dominasi Manusia dan Eksploitasi Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun