Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

2024: Plot Twist Tak Terduga

30 Desember 2024   05:08 Diperbarui: 30 Desember 2024   05:20 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi naik ke puncak gunung untuk menemukan jati diri. (Sumber: Freepik.com)

Tahun 2024 ini adalah perjalanan yang luar biasa, tapi bukan luar biasa karena semuanya indah. Malah, ini tahun di mana aku ngerasa hidup aku kayak film The Secret Life of Walter Mitty.  Ada momen-momen absurd, kesendirian yang bikin mikir, dan petualangan yang akhirnya bikin aku sadar: aku masih punya harapan.

Awalnya, hidup aku kayak mesin. Bangun pagi, kerja, pulang, tidur, ulang lagi. Aku sering ngebayangin, gimana rasanya kalau aku bisa kabur ke tempat yang jauh, ngelakuin hal-hal gila, dan hidup tanpa batasan. Tapi, aku cuma ngebayangin doang. Realita bilang, "Sorry, nggak semudah itu."

Sampai suatu hari, hidup aku dikasih plot twist. Semua yang aku anggap pasti, tiba-tiba hilang. Pekerjaan aku di ujung tanduk, hubungan dengan beberapa orang penting di hidup aku retak, dan kepercayaan diri aku runtuh kayak domino. Saat itu aku ngerasa, ini kayak titik terendah aku. Tapi ternyata, itu juga titik awal aku buat mulai berubah.

Aku inget banget pas aku iseng beli tiket ke luar negeri. Nggak pakai rencana, nggak pakai mikir. Aku cuma tahu, aku butuh jeda. Butuh kabur sejenak dari semua yang bikin kepala aku penuh. Dan ternyata, itu keputusan terbaik yang pernah aku ambil.

Perjalanan itu bukan cuma soal tempat-tempat keren yang aku datengin, tapi soal apa yang aku temuin di diri aku sendiri. Aku belajar banyak hal, kayak gimana rasanya berdiri di tengah hamparan salju di Iceland dan ngerasa kecil banget, tapi juga damai. Atau gimana rasanya ngobrol sama orang asing di Nepal yang ceritanya bikin aku sadar, setiap orang punya perjuangannya masing-masing.

Di Greenland, aku lihat gunung es yang begitu megah dan sunyi. Aku kayak diingatkan, kadang kita perlu diam untuk benar-benar mendengar apa yang hati kita bilang. Sementara di Himalaya, perjalanan berat nan capek ngingetin aku kalau nggak semua hal indah itu gampang dicapai. Tapi, ketika kamu sampai di puncaknya, semua rasa capek itu terbayar lunas.

Aku juga belajar kalau nggak semua orang di sekitar kita bakal ngerti apa yang kita perjuangkan, dan itu nggak apa-apa. Yang penting, kita ngerti tujuan kita sendiri. Tahun ini ngajarin aku untuk lebih sayang sama diri sendiri, lebih ngehargain orang-orang yang tulus, dan nggak takut buat ngejar kebahagiaan aku sendiri.

Sekarang, aku bisa bilang, "Terima kasih, 2024." Karena tahun ini, aku diajarin kalau hidup nggak harus selalu mulus untuk tetap bermakna. Malah, kadang di belokan yang tajam dan tanjakan yang curam, kita bisa nemuin hal-hal yang nggak pernah kita sangka.

Untuk teman-teman yang mungkin lagi ngerasa jatuh, ingat ini: perjalanan hidup itu nggak selalu harus sempurna. Kadang, berantakan pun nggak apa-apa, asal kita tetap bergerak maju. Karena setiap langkah kecil yang kita ambil adalah kemenangan yang layak dirayakan.

Cheers! untuk tahun depan. Semoga 2025 jadi tahun di mana kita semua bisa lebih berani, lebih damai, dan lebih hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun