Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "A Costume Piece" Karya E.W. Hornung (1899)

10 September 2024   05:43 Diperbarui: 10 September 2024   08:19 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "A Costume Piece". (Created by Bing Image Creator)

Awal Mula Petualangan Karya

Cerita ini dimulai di London, saat nama Reuben Rosenthall menjadi perbincangan hangat. Rosenthall adalah seorang miliuner yang meraup kekayaannya dari tambang berlian di Afrika Selatan. Setelah pulang ke Inggris, ia memutuskan untuk hidup dengan gaya yang sangat eksentrik. Rosenthall dikenal memiliki kebiasaan memamerkan kekayaannya, mengenakan berlian besar di pakaiannya, dan selalu ditemani oleh seorang petarung terkenal, Purvis, yang juga berfungsi sebagai pengawalnya. Kekayaan dan gaya hidupnya yang mencolok membuatnya menjadi sorotan, terutama di kalangan kriminal yang ingin mencuri hartanya.

A.J. Raffles, seorang pencuri ulung yang sering beroperasi dengan bantuan temannya Bunny, tertarik dengan tantangan untuk mencuri berlian milik Rosenthall. Raffles merasa bahwa tindakan Rosenthall yang sering memamerkan berlian itu adalah sebuah tantangan terbuka untuk mencuri harta tersebut. Meski Bunny awalnya ragu, Raffles berhasil meyakinkannya untuk bergabung dalam rencana pencurian yang berisiko ini.

Raffles mulai memata-matai rumah Rosenthall, yang terletak di kawasan elit St. John's Wood. Namun, Raffles mendapati bahwa Rosenthall selalu waspada dan menjaga hartanya dengan sangat ketat, membuat misi pencurian ini semakin berbahaya. Meskipun demikian, Raffles yakin bahwa dia bisa berhasil, terutama karena Rosenthall dan Purvis memiliki kebiasaan buruk yaitu mabuk-mabukan hingga larut malam. Raffles percaya bahwa kebiasaan buruk mereka dapat dimanfaatkan sebagai kelemahan dalam rencananya untuk mencuri berlian yang sangat berharga itu.

Misi Dimulai

Raffles dan Bunny akhirnya memutuskan untuk melaksanakan rencana pencurian mereka pada suatu malam yang mereka anggap sebagai "momen psikologis." Mereka memilih malam ketika Rosenthall dan Purvis keluar rumah untuk bersenang-senang. Raffles dan Bunny menyusup ke rumah melalui jendela Perancis yang tidak terkunci. Mereka beruntung karena kondisi di dalam rumah sesuai dengan perkiraan mereka, yaitu tidak ada tanda-tanda bahaya yang terlihat.

Namun, keberuntungan mereka ternyata tidak berlangsung lama. Saat mereka berdua berhasil masuk ke dalam rumah dan mulai mencari berlian tersebut, tiba-tiba lampu-lampu di ruangan itu menyala dengan terang. Raffles dan Bunny terkejut mendapati diri mereka berada dalam pengawasan empat revolver yang diarahkan langsung kepada mereka. Di hadapan mereka berdiri Reuben Rosenthall yang sudah menunggu kedatangan mereka dengan tawa keras dan penuh ejekan.

Rosenthall ternyata sudah memantau gerak-gerik Raffles selama seminggu terakhir, mengetahui semua usaha Raffles untuk menyamarkan identitasnya dengan berbagai kostum dan tipuan. Dengan nada mengejek, Rosenthall mengungkapkan bahwa ia telah menunggu momen ini dan sangat menikmati permainan kucing-kucingan yang terjadi. Keadaan ini membuat Raffles dan Bunny terpojok tanpa pilihan selain menyerah, karena mereka benar-benar tidak bersenjata seperti yang telah mereka janjikan.

Namun, Raffles yang cerdik mencoba menggunakan psikologi terbalik. Ia mulai memancing Rosenthall dengan mengungkit masa lalunya sebagai pembeli berlian ilegal (I.D.B.). Ini membuat Rosenthall marah dan terguncang, sementara Purvis yang mendengar tuduhan ini juga mulai tampak gelisah, karena ia tahu bahwa informasi ini bisa menjadi ancaman serius bagi Rosenthall. Ketegangan antara Rosenthall dan Purvis mulai memuncak, dan Raffles berusaha memanfaatkan kekacauan ini untuk mencari celah melarikan diri.

Pelarian yang Mendebarkan

Ketegangan antara Rosenthall dan Purvis terus memuncak ketika Raffles dengan tenang mengungkapkan lebih banyak informasi yang mengancam reputasi Rosenthall. Sadar bahwa posisi mereka semakin terancam, Purvis, yang sebelumnya bersikap sebagai pengawal setia, mulai meragukan kesetiaannya kepada Rosenthall. Situasi di dalam ruangan menjadi semakin kacau ketika Rosenthall, dalam keadaan mabuk dan marah, mengarahkan pistolnya ke arah Raffles dengan niat untuk menembak. Namun, Purvis yang menyadari bahaya yang mengancam mereka semua, berusaha menghentikan Rosenthall agar tidak membuat kesalahan fatal.

Raffles melihat celah ini dan dengan cepat melompat keluar melalui jendela, meninggalkan Bunny yang sementara itu terjatuh akibat pukulan dari Purvis. Bunny yang sempat pingsan, terbangun dalam keadaan linglung dan mendapati dirinya ditangkap oleh Rosenthall dan anak buahnya. Rosenthall yang marah besar menyeret Bunny ke pintu, berniat untuk memberinya pelajaran. Namun, sebelum Rosenthall sempat bertindak lebih jauh, terdengar suara peluit polisi yang mulai mendekat ke lokasi.

Rupanya, dalam kekacauan tersebut, Raffles berhasil melarikan diri dan dengan cerdik mengenakan seragam polisi yang ia sembunyikan di dekat rumah. Ia kembali ke lokasi sebagai "polisi" dan berhasil membingungkan semua orang, termasuk Rosenthall. Rosenthall yang sudah terlalu marah dan mabuk tidak menyadari tipu daya ini, sementara Purvis yang ketakutan akhirnya menyerah pada tekanan dan membiarkan "polisi" palsu tersebut membawa Bunny pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun