Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tren Paylater dan Implikasinya terhadap Perilaku Keuangan Konsumen Indonesia

7 September 2024   11:50 Diperbarui: 7 September 2024   11:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tren paylater di kalangan muda Indonesia. (Sumber: Freepik.com)

Mengukur Gelombang Paylater di Indonesia

Layanan paylater di Indonesia semakin terintegrasi dalam perekonomian nasional, mendapatkan momentum sebagai alternatif pembiayaan yang fleksibel dan mudah diakses. 

Bank besar seperti PT Bank Mandiri dan PT Bank Central Asia telah menambahkan fitur paylater ke dalam portofolio mereka sejak akhir 2023, mencatatkan kinerja yang positif dan memperluas cakupan layanan ini ke lebih banyak konsumen. 

Tren ini mengikuti jejak perusahaan pembiayaan yang lebih dahulu memopulerkan model paylater di Indonesia.

Sampai pertengahan tahun 2024, jumlah utang konsumen melalui paylater mencapai hampir Rp25 triliun dengan jumlah rekening yang aktif tercatat sebanyak 17,48 juta pada Juni 2024, meningkat sedikit dari bulan sebelumnya yang tercatat 17,26 juta. 

Kenaikan ini menunjukkan penerimaan yang luas di kalangan masyarakat. 

Lebih lanjut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan risiko kredit dari 2,61% pada Mei menjadi 2,50% pada Juni 2024, menunjukkan bahwa walaupun ada peningkatan volume utang, manajemen risiko tetap terjaga.

Bersamaan dengan peningkatan di layanan bank, outstanding pembiayaan peer-to-peer lending (P2P) juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. 

Pada Juni 2024, outstanding pembiayaan ini mencapai Rp66,79 triliun, naik 26,73% year-on-year. 

Tingkat kredit macet (NPL) untuk paylater juga berada pada kondisi yang terkontrol yaitu 2,79%, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,91%, mengindikasikan pengelolaan risiko yang efektif dalam skala besar.

Mengingat dinamika yang terus berkembang ini, akan sangat penting bagi regulator dan penyedia layanan untuk terus memonitor dan mengevaluasi risiko yang muncul agar layanan paylater ini dapat berkontribusi positif pada ekonomi tanpa mengundang risiko sistemik.

Implikasi Sosial dan Regulasi dari Paylater

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun