Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketidaktahuan adalah Kekuatan

27 Agustus 2024   02:17 Diperbarui: 27 Agustus 2024   02:35 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "ketidaktahuan adalah kekuatan". (Sumber: Freepik.com)

Namun, Orwell juga mengingatkan kita bahwa "ketidaktahuan adalah kekuatan" bukan hanya tentang penindasan yang datang dari atas. 

Ini juga tentang apatis yang datang dari dalam diri masyarakat itu sendiri. 

Dalam banyak kasus, masyarakat memilih untuk tidak mengetahui, karena ketidaktahuan seringkali dianggap lebih nyaman. 

Dalam keadaan tidak tahu, seseorang bisa terhindar dari tanggung jawab, dari keharusan untuk mengambil tindakan, atau dari beban emosional yang mungkin timbul dari menghadapi realitas yang keras.

Dalam dunia yang ideal, pengetahuan dan informasi seharusnya menjadi kekuatan yang membawa kita menuju kemajuan dan pembebasan. 

Namun, ketika informasi yang salah, setengah benar, atau sepenuhnya palsu menjadi alat untuk mengendalikan persepsi dan perilaku publik, maka kita hidup di bawah bayang-bayang Orwellian yang suram.

Mengakhiri ketidaktahuan bukan hanya tugas dari pihak yang berkuasa untuk memberikan informasi yang benar dan transparan, tapi juga tanggung jawab setiap individu untuk mencari, memahami, dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik. 

Dalam perjuangan antara pengetahuan dan ketidaktahuan, setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. 

Ketidaktahuan mungkin memberikan kekuatan, tetapi pengetahuan memberikan kebebasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun