Pendidikan STEM, yang mengintegrasikan keempat disiplin ilmu yaitu Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika, telah menjadi sorotan dalam beberapa dekade terakhir sebagai jawaban atas kebutuhan global akan tenaga kerja yang terampil di bidang-bidang tersebut.Â
Di sekolah dasar, guru memiliki peran penting dalam mengimplementasikan pendidikan STEM, meskipun tantangan dan pendekatan mereka dalam mengatasi isu-isu terkait bisa beragam.
Salah satu tantangan utama dalam implementasi pendidikan STEM di sekolah dasar adalah keterbatasan dalam pengetahuan dan kesiapan guru.Â
Banyak guru di sekolah dasar memiliki latar belakang pendidikan yang lebih terfokus pada pedagogi daripada pada konten STEM.Â
Ini sering kali mengakibatkan pengajaran yang tidak cukup mendalam dalam disiplin ilmu tertentu, yang bisa mengurangi efektivitas pengajaran STEM secara keseluruhan.Â
Selain itu, kurikulum yang kaku dan terfokus pada ujian standar sering kali membatasi integrasi efektif dari pendekatan STEM yang berorientasi proyek dan penemuan.
Orientasi guru terhadap pendidikan STEM berperan penting dalam menentukan bagaimana materi diajarkan dan bagaimana siswa diajak berinteraksi dengan konsep-konsep tersebut.Â
Guru yang melihat nilai dalam pendidikan terintegrasi dan berbasis proyek mungkin lebih cenderung menerapkan metode pengajaran yang inovatif dan menarik, yang tidak hanya melibatkan siswa secara aktif tetapi juga mempromosikan pemahaman yang lebih dalam dan aplikatif.
Beberapa guru mungkin memprioritaskan pembelajaran disiplin ilmu secara terpisah sebelum secara bertahap mengintegrasikannya dalam proyek atau masalah yang lebih besar, sedangkan yang lain mungkin lebih memilih untuk langsung menggabungkan konsep dari berbagai disiplin dalam satu kegiatan belajar yang kohesif dan terintegrasi.
Pendekatan integratif dalam pendidikan STEM menguntungkan dalam mengembangkan pemahaman siswa yang holistik dan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah nyata.Â