Â
Analisis Kegemilangan David Raya
Arsenal berhasil menandai niat serius mereka dalam perburuan gelar Premier League dengan kemenangan 2-0 atas Aston Villa di Villa Park. Pertandingan ini lebih dari sekadar tiga poin; itu adalah pernyataan yang jelas bahwa Arsenal telah belajar dari kegagalan masa lalu mereka. Arsenal, yang telah jatuh di bawah bayang-bayang Manchester City selama dua musim terakhir, tahu bahwa untuk menjadi juara, mereka harus menunjukkan kesempurnaan dalam setiap aspek permainan.
Pertandingan ini menunjukkan betapa pentingnya momen-momen krusial dalam sepak bola, terutama ketika David Raya, kiper Arsenal, melakukan penyelamatan luar biasa dari sundulan Ollie Watkins. Pada menit ke-54, ketika skor masih imbang tanpa gol, Watkins, dengan posisi yang ideal, menyundul bola ke arah gawang setelah bola memantul dari mistar gawang. Namun, Raya menunjukkan kegigihannya dengan melompat ke arah kiri dan menepis bola dengan satu tangan. Penyelamatan ini menjadi titik balik yang menentukan dalam pertandingan, memberikan Arsenal kepercayaan diri untuk menguasai permainan.
Menurut statistik yang didapatkan dari Opta Sports, Arsenal hanya menguasai 48% penguasaan bola sepanjang pertandingan, sebuah angka yang menunjukkan bahwa mereka tidak selalu mendominasi lapangan. Namun, mereka mampu mengonversi peluang yang mereka miliki, dengan Trossard mencetak gol pada menit ke-67 dengan sentuhan pertama setelah masuk menggantikan Gabriel Martinelli. Ini menunjukkan bahwa meskipun Arsenal tidak selalu unggul dalam penguasaan bola, mereka efisien dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Arsenal mencatatkan 10 tembakan sepanjang pertandingan, dengan 4 di antaranya tepat sasaran, sementara Aston Villa mencatatkan 12 tembakan dengan 5 tepat sasaran. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun Villa lebih banyak menciptakan peluang, Arsenal lebih efektif dalam pertahanan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Kemenangan ini, meskipun baru di awal musim, memberikan sinyal kuat bahwa Arsenal telah siap untuk bersaing di tingkat tertinggi. Arteta, yang dikenal sebagai manajer dengan perhatian detail yang luar biasa, telah merancang strategi yang mampu menahan tekanan dari tim seperti Aston Villa, yang tahun lalu menghancurkan harapan Arsenal dalam perburuan gelar.
Arsenal dan Transformasi Mentalitas Juara di Bawah Arteta
Kemenangan Arsenal atas Aston Villa tidak hanya ditandai oleh aksi heroik David Raya, tetapi juga oleh perubahan mentalitas tim yang dibangun oleh Mikel Arteta. Dalam pertandingan yang sering kali ditentukan oleh margin tipis, memiliki kiper yang bisa membuat penyelamatan krusial adalah salah satu faktor pembeda antara tim yang kompetitif dan tim juara. Statistik dari Squawka menunjukkan bahwa David Raya memiliki persentase penyelamatan sebesar 87% di pertandingan ini, salah satu yang tertinggi di antara kiper Premier League musim ini, sebuah angka yang menegaskan kontribusi vitalnya bagi tim.
Namun, Arsenal tidak hanya bergantung pada individu. Perubahan yang dilakukan oleh Arteta juga menunjukkan kedalaman skuad dan fleksibilitas taktis yang sangat diperlukan dalam perburuan gelar. Masuknya Leandro Trossard di babak kedua terbukti menjadi keputusan yang tepat, dengan golnya pada menit ke-67 yang membawa Arsenal unggul. Gol ini tercipta hanya dalam waktu dua menit setelah ia masuk, menunjukkan betapa cepatnya adaptasi pemain ini dalam skema permainan Arsenal.
Satu lagi statistik menarik yang mendukung analisis ini adalah data dari WhoScored, yang menunjukkan bahwa Arsenal memiliki tingkat akurasi umpan sebesar 82% selama pertandingan, dengan 75% di antaranya dilakukan di sepertiga akhir lapangan. Ini menandakan bahwa Arsenal mampu menjaga ketenangan dan fokus dalam tekanan tinggi, yang sangat penting dalam pertandingan dengan intensitas seperti ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Aston Villa juga memberikan perlawanan yang sengit. Pemain muda Morgan Rogers, yang mencatatkan dribel sukses sebanyak 5 kali dalam pertandingan ini, memberikan masalah bagi pertahanan Arsenal. Namun, Arsenal mampu mengatasi ancaman ini dengan soliditas lini belakang yang dipimpin oleh Gabriel dan William Saliba, yang melakukan 8 intersep sepanjang pertandingan menurut statistik dari FotMob.