Pertemuan Awal yang Mengubah Segalanya
Pertemuan pertama tokoh utama dengan Sefton Hamilton terjadi pada suatu malam di bulan Agustus, di rumah Henry dan Suzanne Kennedy di Warwick Square. Hamilton adalah seorang pria kaya raya yang tidak terlalu banyak memiliki hal lain selain kekayaannya. Ia sering mengutarakan pendapat tentang berbagai topik, meskipun tanpa pengetahuan yang mendalam. Di sisi lain, Freddie Barker, presiden dari Wine Society, adalah tamu lainnya yang lebih pendiam namun dikenal sebagai otoritas terkemuka di bidang anggur.
Selama makan malam, Hamilton menunjukkan sikap arogan dan sering kali mengabaikan pendapat orang lain, termasuk pendapat Barker tentang anggur. Ketika Barker memberikan komentar tentang anggur yang disajikan, Hamilton dengan cepat mengejek dan merendahkan kemampuannya. Hamilton, dengan gayanya yang sombong, menantang Barker untuk mengidentifikasi beberapa anggur dari koleksi pribadi Hamilton di Sefton Hall, dengan taruhan uang yang cukup besar. Meskipun Barker enggan, ia akhirnya menerima tantangan tersebut.
Pertemuan ini menjadi awal dari konflik yang tak terduga antara dua pria ini, dengan latar belakang dunia anggur yang penuh dengan prestise dan tradisi. Pertaruhan ini bukan hanya tentang pengetahuan anggur, tetapi juga tentang harga diri dan martabat, dengan semua tamu yang hadir malam itu menjadi saksi dari konflik yang mulai memanas.
Ujian di Sefton Hall
Hari tantangan tiba, dan Henry, Barker, serta narator menuju Sefton Hall, kediaman besar milik Sefton Hamilton. Begitu mereka tiba, mereka disambut oleh Adams, sang kepala pelayan yang elegan dan berwibawa, yang segera mengantar mereka ke ruang tamu. Hamilton, dengan sikapnya yang sombong, menguasai suasana dengan cerita tentang kemegahan rumahnya dan warisan keluarganya yang kaya raya. Tak lama kemudian, mereka menuju ke ruang makan yang mewah, di mana empat botol anggur dari berbagai jenis sudah siap untuk diuji oleh Barker.
Makan siang dimulai dengan suasana tegang. Hamilton, dengan gaya militernya, memimpin jalannya acara dan tak sabar menunggu Barker memulai ujian anggur pertama. Ketika Barker mengidentifikasi anggur pertama, ia salah---sebuah kesalahan yang mengejutkan semua orang, terutama Barker sendiri, yang biasanya sangat akurat dalam pengetahuannya. Hamilton, dengan penuh kepuasan, menegaskan bahwa anggur yang telah dipilihnya jauh lebih istimewa daripada apa yang ditebak oleh Barker.
Ujian berlanjut ke anggur kedua dan ketiga, dan setiap kali, Barker gagal mengidentifikasi anggur dengan benar. Kesalahan demi kesalahan ini semakin mempermalukan Barker, sementara Hamilton semakin menikmati dominasinya. Di tengah suasana yang semakin tegang, Adams, sang kepala pelayan, tampak semakin gelisah, menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang misterius. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya dengan baik, meskipun ada sesuatu yang tampaknya tidak beres di balik layar.
Ketika tiba saatnya untuk mencicipi anggur terakhir, Barker, yang sudah kehilangan kepercayaan diri, membuat tebakan yang salah lagi. Hamilton, dengan nada penuh kemenangan, menuntut Barker mengakui bahwa dirinya adalah seorang "humbug"---sebuah penghinaan yang berat bagi seorang ahli anggur sekelas Barker.Â
Barker, dengan berat hati, menerima kekalahannya dan menulis cek sebagai tanda pembayaran dari taruhan yang kalah. Kegembiraan Hamilton tampak sangat mencolok, sementara Barker dan yang lainnya hanya bisa merasa tertekan dengan situasi yang memalukan ini.
Misteri Terungkap
Setelah momen yang penuh ketegangan di Sefton Hall, Barker, Henry, dan narator meninggalkan tempat itu dalam keheningan. Barker, yang biasanya percaya diri, tampak sangat terpukul oleh kejadian siang itu. Ia meminta untuk diturunkan di sebuah jalan pedesaan, berjanji akan bertemu mereka di sebuah penginapan lokal, Hamilton Arms, untuk makan malam. Henry dan narator setuju, meskipun mereka masih terkejut dengan kegagalan Barker yang tidak biasa.
Ketika Barker tiba di Hamilton Arms, suasana hatinya sudah jauh lebih baik. Mereka duduk untuk makan malam dan mengobrol ringan. Namun, narator memperhatikan bahwa Adams, kepala pelayan Hamilton, juga berada di penginapan, tampak terlibat dalam percakapan yang tegang dengan pemilik penginapan.Â