Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kontroversi Kandidatur Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

16 Agustus 2024   09:45 Diperbarui: 16 Agustus 2024   09:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Anies Rasyid Baswedan, Ph.D, mantan Gubernur DKI Jakarta. (Dok: The Jakarta Post)

Sejak Anies Baswedan mengumumkan niatnya untuk maju kembali dalam Pilkada Jakarta 2024, dinamika politik lokal mengalami ketegangan. Meskipun survei Litbang Kompas menunjukkan Anies masih memimpin dengan elektabilitas sebesar 29,8%, pernyataan-pernyataan dari berbagai pemangku kepentingan politik menunjukkan adanya hambatan serius yang mungkin menghalangi langkahnya.

Menurut analisis dari Warta Ekonomi, posisi Anies sebagai calon terdepan terancam karena beberapa kesalahan strategis yang membuatnya rentan dalam persaingan politik Jakarta yang sengit. Ketidakpastian ini diperparah oleh pernyataan dari Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang secara terbuka menyatakan keberatan partainya untuk mendukung Anies, menyoroti momen politik yang kurang menguntungkan bagi Anies untuk maju.

Dukungan partai memainkan peran krusial dalam pencalonan gubernur di Indonesia, dimana koalisi partai sering kali menentukan peluang keberhasilan kandidat. Komentar dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zainudin Paru bahwa Anies mungkin batal maju karena kegagalan mendapat dukungan partai lain menunjukkan kompleksitas yang ada dalam membentuk koalisi yang solid. Dukungan eksklusif dari PKS saja, tanpa adanya tambahan dari partai besar lainnya, mungkin tidak cukup untuk memastikan pencalonan yang sukses.

Situasi ini menarik lebih banyak perhatian mengingat prestasi Anies sebelumnya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kandidat dalam Pilpres 2024. Meski memiliki popularitas tinggi, tantangan struktural dan politik yang dihadapi Anies menunjukkan dinamika yang lebih luas dalam politik lokal yang sering kali tidak terduga dan dipenuhi intrik.

Analisis ini mendemonstrasikan bahwa, meskipun dukungan publik yang signifikan untuk Anies, ketidakpastian dalam dukungan partai politik dan dinamika koalisi bisa sangat memengaruhi peluangnya dalam Pilkada Jakarta. Tanpa mendapatkan dukungan lebih luas, terutama dari partai berpengaruh seperti NasDem dan PKB yang memilih untuk merapat ke koalisi lain, Anies mungkin menghadapi jalan yang sulit untuk kembali ke Balai Kota Jakarta.

***

Pada tahapan selanjutnya dari perjalanan politik Anies Baswedan, ada faktor-faktor penting yang menjadi kunci, khususnya dalam konteks pembentukan aliansi politik dan strategi kampanye. Seiring dengan meningkatnya ketegangan politik, muncul pula peluang bagi Anies untuk memanfaatkan dukungan dari kelompok masyarakat yang lebih luas, bukan hanya terpaku pada dukungan partai politik.

Dari perspektif strategi, Anies perlu mempertimbangkan rebranding politiknya untuk menarik dukungan yang lebih heterogen, melampaui basis dukungan tradisionalnya. Menurut analisis dari beberapa pengamat politik, Anies dapat memanfaatkan popularitas pribadinya yang kuat di kalangan pemilih muda dan urban untuk menciptakan gerakan grassroot yang organik. Ini mungkin termasuk inisiatif digital yang lebih inovatif dan kampanye yang lebih inklusif yang menyoroti keberhasilan kepemimpinannya di Jakarta, dari peningkatan infrastruktur hingga program sosial.

Selain itu, munculnya sosok lain dalam arena politik Jakarta, seperti Ridwan Kamil dan Erick Thohir, yang memiliki dukungan partai dan sumber daya yang signifikan, menunjukkan perlunya Anies mengadaptasi strategi yang lebih inklusif dan kolaboratif. Mengingat dinamika politik yang terus berubah, kolaborasi mungkin menjadi kunci untuk membangun dukungan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Keputusan dari partai-partai besar seperti Partai Demokrat dan Gerindra akan sangat memengaruhi peta persaingan. Jika mereka memutuskan untuk mendukung Anies, hal tersebut akan memberikan dorongan signifikan bagi kampanyenya. Namun, jika mereka memilih untuk mendukung calon lain, Anies perlu mempertimbangkan secara serius strategi alternatif untuk mempertahankan relevansinya di panggung politik Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun