Mungkin saat Anda scroll-scroll akun media sosial seperti TikTok, Facebook atau lainnya, tidak sengaja terlihat di linimasa kita, video tentang anak yang mempermasalahkan warisan mereka setelah salah seorang dari orangtua mereka meninggal.Â
Bahkan berujung pada pengadilan pidana, bukan lagi perdata. Sungguh memprihatikan. Lalu, bagaimana kita menyikapi masalah ini?
Menyiapkan Masa Depan Anak-anak Melalui Perencanaan Warisan
Dalam konteks perencanaan warisan, orangtua memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk memastikan keamanan finansial anak-anak mereka setelah mereka berpulang.Â
Membuat surat wasiat bukanlah sekadar tindakan administratif, melainkan ekspresi dari kepedulian terhadap masa depan keluarga yang ditinggalkan.Â
Melalui surat wasiat, orangtua dapat menentukan siapa yang akan menjadi wali anak-anak mereka, bagaimana aset harus dibagi, dan siapa yang bertanggung jawab atas eksekusi rencana tersebut.
Faktanya, tanpa surat wasiat, pengadilan tidak memiliki arahan mengenai keinginan orangtua, sehingga kerabat harus mengajukan permohonan untuk menjadi wali, seringkali memicu perselisihan keluarga.Â
Emily Spall, seorang pengacara perencanaan warisan di Melbourne dan seorang ibu, menekankan pentingnya menunjuk eksekutor atau wali amanat yang akan mengelola uang untuk anak-anak sampai mereka mencapai usia yang ditentukan.Â
Selain itu, perlu dipertimbangkan untuk menambahkan klausul bencana yang mengatur pembagian warisan jika terjadi kematian bersamaan dari seluruh anggota keluarga, hal ini dapat menghindari konflik tambahan di kemudian hari.
Perencanaan yang efektif juga meliputi memastikan bahwa semua aset dan hutang terdokumentasi dengan baik agar tidak ada yang terlewat setelah kematian.
Menyusun daftar lengkap aset, dari properti fisik hingga akun keuangan, dan memastikan semua dokumen penting seperti polis asuransi dan dokumen pensiun dapat dengan mudah diakses oleh yang berwenang.
Mengantisipasi dan mengelola kemungkinan kontes will---situasi di mana keabsahan sebuah surat wasiat ditantang---juga krusial. Beberapa alasan umum kontes termasuk klaim akan adanya pemaksaan, fraud, atau ketidakcukupan mental saat surat wasiat dibuat.
Orangtua juga perlu memikirkan tentang kemungkinan kebutuhan khusus anak-anak mereka.Â
Dalam kasus di mana ada anak dengan kebutuhan khusus, surat wasiat harus dirancang sedemikian rupa sehingga memperhitungkan perlindungan finansial dan dukungan berkelanjutan bagi anak tersebut, mungkin melalui pembentukan trust khusus.
Melalui langkah-langkah ini, orangtua tidak hanya menyiapkan masa depan finansial yang lebih aman untuk anak-anak mereka, tetapi juga meminimalkan risiko konflik dan kesalahpahaman keluarga setelah mereka berpulang.Â
Ini merupakan warisan terbesar yang bisa diberikan kepada keluarga: kejelasan, keamanan, dan harmoni.
Strategi dan Pertimbangan dalam Pembuatan Wasiat
Setelah memastikan keberlangsungan hidup dan keadilan distribusi aset, peran orangtua dalam menyusun surat wasiat memerlukan pertimbangan mendalam tentang nilai-nilai yang ingin mereka wariskan.Â
Menurut data yang dikumpulkan, beberapa strategi penting dalam pembuatan surat wasiat meliputi penunjukan pengasuh yang sesuai untuk anak-anak, yang tidak hanya berdasarkan kedekatan emosional tetapi juga kemampuan pengasuh untuk melanjutkan pendidikan dan nilai-nilai keluarga.
Menunjuk eksekutor yang tepat juga kritikal dalam memastikan eksekusi wasiat berjalan lancar. Eksekutor atau trustee harus memiliki kemampuan keuangan yang baik, mengingat mereka akan mengelola aset warisan hingga anak mencapai usia dewasa yang ditentukan.Â
Fidelity menyarankan bahwa eksekutor tidak harus orang yang sama dengan pengasuh, sehingga memisahkan tanggung jawab pengelolaan keuangan dari pengasuhan anak-anak.
Selain itu, pertimbangan harus diberikan pada kemungkinan skenario terburuk, seperti yang dijelaskan oleh Spall melalui klausul bencana.Â
Hal ini penting untuk mencegah warisan jatuh ke tangan yang tidak diinginkan atau terjadi pembagian yang tidak adil antara keluarga yang satu dengan yang lain.Â
Perencanaan ini menggali ke dalam nilai-nilai keluarga dan sering kali membutuhkan diskusi yang mendalam antara pasangan untuk mencapai kesepakatan yang adil.
Mengadakan dokumentasi yang lengkap dan terperinci juga sangat penting. Menurut situs web Investopedia, hal ini termasuk membuat daftar semua aset, baik fisik maupun non-fisik, dan utang, sehingga tidak ada yang terlewatkan setelah kematian.Â
Dokumentasi yang baik akan memudahkan eksekutor dalam menjalankan tugasnya dan meminimalkan kemungkinan perselisihan antara ahli waris.
Terakhir, komunikasi yang terbuka dengan semua pihak yang terlibat adalah kunci untuk memastikan bahwa semua keinginan Anda terdokumentasi dengan baik dan dapat dijalankan dengan lancar.Â
Membahas rencana Anda dengan keluarga dan penasihat hukum secara teratur akan memastikan bahwa setiap perubahan dalam keadaan atau keinginan dapat diperbarui dalam dokumen perencanaan estate Anda.
***
Dengan pertimbangan yang matang dan perencanaan yang efektif, surat wasiat tidak hanya akan menjadi dokumen hukum, tetapi juga cerminan dari kasih sayang dan kepedulian orangtua terhadap kelangsungan hidup dan kesejahteraan anak-anak mereka di masa depan.Â
Ini adalah cara terbaik untuk menunjukkan cinta dan perhatian, bahkan setelah Anda tidak ada lagi untuk menjaga mereka secara fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H