Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Everly" (2014)

26 Juli 2024   06:23 Diperbarui: 26 Juli 2024   06:34 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salma Hayek bersama suaminya Franois-Henri Pinault, Sabtu 6 November 2021. (Sumber: IG/@salmahayek via Tempo.co)

Namun, film ini juga menghadapi kritik atas penggunaan kekerasan yang ekstrem dan sering kali glamorisasi dari kekerasan tersebut. Meski ada momen di mana kekuatan dan ketahanan Everly diperlihatkan, banyak adegan yang cenderung memperlihatkan kekerasan sebagai cara utama untuk menyelesaikan konflik. Ini menimbulkan pertanyaan penting tentang pesan yang disampaikan film terhadap penanganan masalah sosial yang serius seperti kekerasan terhadap perempuan dan eksploitasi.

Film "Everly" juga menarik dalam konteks representasi perempuan dalam film aksi. Meskipun sering kali karakter perempuan dalam film aksi digambarkan sebagai objek atau korban, Everly membalikkan narasi ini dengan menunjukkan seorang wanita yang tangguh dan mampu mengatasi rintangan. Namun, cara penyampaian yang terkadang terasa dipaksakan dan tidak realistis dapat mengurangi efektivitas dari pesan yang ingin disampaikan. Keberanian dan ketahanan yang diperlihatkan Everly seharusnya tidak hanya sebagai alat narasi tetapi juga sebagai refleksi dari kemampuan nyata perempuan untuk bertahan dan berjuang dalam situasi yang tidak menguntungkan.

***

"Everly" menyajikan sebuah kisah yang memikat dengan aksi yang mendebarkan, tetapi juga membuka ruang diskusi yang penting tentang representasi gender, kekerasan, dan kekuatan moral dalam film. Kita diajak untuk merenungkan tidak hanya apa yang kita tonton, tetapi juga bagaimana kita mempersepsikan kisah-kisah tersebut dalam konteks sosial dan moral yang lebih besar. Film ini, dengan semua kelebihan dan kekurangannya, menawarkan sebuah platform untuk diskusi yang lebih dalam tentang peran media dalam memengaruhi dan mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun